TRIBUNNEWS.COM, PASURUAN - Saudah (43) warga Dusun Pasar, Desa Nguling, Kecamatan Nguling, Pasuruan, dikabarkan meninggal dunia minggu kemarin.
Dia diduga stres berat, setelah mendengar guru besar, pengasuh, sekaligus pemilik Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi di Dusun Sumber Cengkelek, Desa Wangkal, Kecamatan Gading, Probolinggo ditangkap Ditreskrimum Polda Jatim atas tuduhan dugaan keterlibatannya dalam kasus pembunuhan dan penipuan penggelapan.
Untuk diketahui, Saudah sudah lama menjadi pengikut padepokan yang memiliki ribuan pengikut dari seluruh pelosok negeri ini.
Dia dikenal sangat aktif mengikuti kegiatan padepokan, mulai istighosah hingga tinggal dan menetap di tenda perjuangan dekat padepokan.
Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Nguling Mulyono mengatakan, dari pernyataan adiknya, Saudah ini jatuh sakit semenjak Dimas Kanjeng ditangkap polisi beberapa waktu lalu.
"Keluarganya menduga, Saudah ini kaget dan tidak menyangka Dimas itu sejahat itu sampai ditangkap polisi. Soalnya selama ini korban mengenal Dimas Kanjeng sosok yang baik hati," katanya.
Dia menjelaskan, dari informasi yang ada, Saudah ini sudah menyetorkan uang puluhan hingga ratusan juta ke padepokan.
Menurutnya, hutang Saudah ini sudah terlanjur banyak.
"Kemungkinan dia juga memikirkan nasib kedepannya seperti apa. Yang jelas, dia menjadi pengikut Dimas Kanjeng beberapa tahun terakhir ini," jelasnya kepada Surya (TRIBUNnews.com Network).
Mulyono menambahkan, ternyata Saudah ini juga tidak sendirian.
Artinya, Saudah ini menerima titipan uang mahar dari tetangganya untuk bisa digandakan di Padepokan.
Mereka menitipkan uang itu setelah tergiur dengan kehebatan Dimas Kanjeng yang dipercaya bisa menggandakan uang.
"Katanya sih ada lima orang yang sudah menitipkan uang ke Saudah, dan informasinya nominalnya mencapai ratusan. Ini lima orang yang menjadi korban sudah kami minta lapor ke polisi," pungkasnya kepada Surya (TRIBUNnews.com Network).