Laporan Wartawan Tribunnews.com, M Zulfikar
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pada 20 Oktober 2016, publik dikejutkan oleh peristiwa penyerangan Kapolsek dan Anggota Kepolisian Cikokol, Kota Tangerang.
Menurut Ketua Umum Partai Golkar, Setya Novanto, peristiwa itu sungguh memperihatinkan, mengingat pelaku peristiwa adalah seorang anak muda yang masih terhitung beliau, 22 tahun.
Dikatakannya, pemuda yang sejatinya sebagai pelopor nasionalisme dan pejuang bela negara terlibat dalam tindakan yang bertentangan dengan eksistensinya.
Pemuda yang justru menodai image tentang energi positif yang seharusnya tersalurkan ke arah yang lebih konstruktif, bukan destruktif.
"Meski demikian, saya menyampaikan apresiasi seting-tingginya atas tindakan sigap aparat Kepolisian dalam merespons kejadian tersebut, sehingga memberikan rasa aman bagi masyarakat yang dihantui kekhawatiran akan kemungkinan terjadinya peristiwa lanjutan," kata Novanto dalam keterangan tertulisnya, Jumat (21/10/2016).
Secara khusus, kata Novanto, Partai Golkar memberikan perhatian besar atas persoalan radikalisme yang masih mengancam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Radikalisme telah mengancam keutuhan bangsa dan merusak tatanan keutuhan masyarakat yang selama ini terjalin dengan baik oleh warisan budaya dan tradisi.
Atas perhatian itulah, Partai Golkar melaksanakan kegiatan Diklat dan Bela Negara di Bumi Perkemahan Cibubur yang diikuti oleh ribuan Kader Partai Golkar.
Mereka yang mengikuti kegiatan tersebut adalah para pemuda yang berasal dari berbagai latar belakang suku, agama dan ras.
"Mereka bersatu dalam semangat nasionalisme dan bela negara demi memperoleh pendidikan, pelatihan dan pemahaman tentang pentingnya keutuhan berbangsa dan bernegara dan pentingnya mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia," tutur Setya Novanto.
"Saya juga menyampaikan apresiasi kepada Menteri Pertahanan, Bapak Ryamizard Ryacudu yang menyebut Partai Golkar sebagai partai pertama yang mengadakan kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Bela Negara," kata Setya Novanto lagi.
Menurut Novaanto, hal ini sebuah kebanggan tersendiri, mengingat di saat yang sama Partai Golkar sedang memperingati Hari Lahirnya yang ke-52 pada Kamis (20/10/2016) kemarin.
Sebuah usia yang tidak lagi dibilang muda. Usia yang telah menjadi contoh dan teladan bagi seluruh rakyat Indonesia, khususnya bagi partai-partai politik lainnya tentang bagaimana upaya Partai Golkar terlibat dalam keutuhan Bangsa dan Negara melalui Diklat dan Bela Negara.
"Perlu diketahui, bahwa kelahiran Golkar dipelopori oleh gerakan dua perwira TNI yang sedang gigih melawan dan menangkal paham komunisme dan upaya-upaya yang ingin mengganti ideologi Pancasila dengan ideologi komunis," ujar Setya Novanto.
Diklat Bela Negara yang diadakan oleh Partai Golkar dibawah koordinasi Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) diisi dengan materi-materi seputar bagaimana menjaga keutuhan dan ketahanan bangsa dan negara.
Menangkal paham radikalisme dan memperkuat paham nasionalisme. Materi-materi ini dihadiri Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo dan Menteri Koordinator bidang Kemaritiman, Jenderal (Purn) Luhut Binsar Panjaitan.