Abdul Karim (77) tak pernah tahu apa-apa atas semua tipu-tipu itu. Ia hanya diminta bertindak sebagai mahaguru dan menyandang nama Abah Sulaiman Agung.
Tiap kali dibutuhkan Dimas Kanjeng, Abah Sulaiman hadir dengan tampilannya mirip seperti yang diperlihatkan Abah Holil di depan rombongan Dimas Kanjeng saat berziarah ke makam Mbah Cholil.
"Jubah ini milik saya dan yang bikin adalah istri saya," terang kakek 30 cucu ini.
Tersangka SP Maranata alias Vijay saat turun dari mobil di Polda Jawa Timur, Rabu (2/11/2016). SURYA/ANAS MIFTAKHUDIN
Selama menjadi mahaguru panggilan, bekas kuli batu itu pernah beberapa kali diajak oleh Karmawi menghadiri sejumlah acara Dimas Kanjeng, dua kali ke Probolinggo, sekali ke Makassar dan Jakarta.
"Saya hanya duduk saja. Terkadang disuruh membaca doa agar selamat. Itu saja," Abdul Karim menjelaskan perannya sebagai mahaguru kepada Surya.
Selama mengikuti kegiatan Dimas Kanjeng total uang yang didapat Abdul Karim mencapai Rp 20 juta. Tiap ada acara di luar kota, ia naik pesawat terbang pergi dan pulang.
"Waktu di bandara sudah ada yang menjemput," terang dia.
Kabid Humas Polda Jatim Kombes RP Argo Yuwono mengatakan ketujuh mahaguru abal-abal Dimas Kanjeng masih sebatas saksi, tapi juga berpotensi sebagai tersangka.
"Tergantung hasil penyidikan dan gelar perkara. Sementara ini penyidik masih menetapkan dua tersangka yakni Vijay dan Karmawi," tutur Argo.
Tujuh mahaguru yang diperiksa antara lain Marno Sumarno (58) alias Abah Holil yang mendapat uang Rp 11 juta, Murjang (51) alias Abah Nogososro mendapat uang Rp 8,7 juta, Abdul Karim (77) alias Abah Sulaiman Agung mendapat uang Rp 20 juta.
Ratim (65) alias Abah Abdul Rohman mendapat uang Rp 20 juta, Sadeli (63) alias Abah Entong mendapat Rp 4 juta, Biwa Sutarno (51) alias Abah Sukarno mendapat uang Rp 9,5 juta, dan Atjep (51) alias Abah Kalijogo mendapat Rp 5 juta.