Laporan Wartawan Surya, Anas Miftakhudin
SURYA.CO.ID, SURABAYA - Terpingkal-pingkal SP Ramanathan alias Vijay mendengar cerita Marwah Daud Ibrahim, begitu saja percaya dengan tasbih pemberian Abah Holil.
Begitulah faktanya, ketika Marwah masuk dalam rombongan Dimas Kanjeng Taat Pribadi berziarah ke makam kiai kharismatik Mbah Cholil di Bangkalan Madura. Abah Holil tiba-tiba mendatangi kerumunan puluhan orang dan Marwah mencium tangannya.
Penampilan Abah Holil bersurban, berjubah serba hitam, berjanggut putih hanyalah kerjaan Vijay atas perintah Dimas Kanjeng.
Sebanyak tujuh orang tua direkayasa dengan dandanan demikian bertindak sebagai mahaguru Dimas Kanjeng. Ketika ada keperluan dengan para pengikutnya, Dimas Kanjeng menghadirkan mahagurunya.
"Vijay sampai tak kuat menahan tawa (dengan semua itu, red)," cerita seorang penyidik saat merilis tujuh mahaguru Dimas Kanjeng di Polda Jatim, Surabaya, Senin (7/11/2016).
Baca: Kontraktor India Pemasok Emas Batangan untuk Dimas Kanjeng Ditangkap
Saat itu, Marwah yang pernah duduk sebagai Presidium Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia, belum tahu Abah Holil hanya akal-akalan Dimas Kanjeng. Nama aslinya Marno Sumarno, orang biasa.
Nyatanya, Vijay dan Dimas Kanjeng berhasil mengelabui Marwah dan puluhan rombongan lain saat itu yang terpesona dengan penampilan mahaguru Abah Holil alias Marno.
Ketika duduk bersimpuh saat berziarah ke makam Mbah Cholil di Bangkalan, mereka termasuk Marwah senang hati menerima tasbih pemberian Abah Holil.
"Katanya tasbih itu dari Mekkah dan mereka percaya saja," petugas tadi melanjutkan ceritanya.
Penyidik sudah menyangka Vijay dalam kasus penipuan. Ia diangkat Dimas Kanjeng menjadi direktur operasional perusahaan emas yang belakangan semuanya palsu.
Asal tahu saja, Marwah adalah Ketua Yayasan Kraton Kesultanan Sri Raja Prabu Rajasanagara, gelar raja yang disandang Dimas Kanjeng, dukun pengganda uang asal Probolinggo. Marwah bukanlah Ketua Yayasan Padepokan Dimas Kanjeng.
Peran Vijay cukup vital di balik semua rekayasa Dimas Kanjeng menipu para pengikutnya. Ia seorang event organizer di setiap segala acara Dimas Kanjeng.
Vijay juga yang merekrut Karmawi, pria asal Jakarta yang ditugasi mencari tujuh orang berjanggut putih untuk kemudian didandani menjadi mahaguru.
Abdul Karim (77) tak pernah tahu apa-apa atas semua tipu-tipu itu. Ia hanya diminta bertindak sebagai mahaguru dan menyandang nama Abah Sulaiman Agung.
Tiap kali dibutuhkan Dimas Kanjeng, Abah Sulaiman hadir dengan tampilannya mirip seperti yang diperlihatkan Abah Holil di depan rombongan Dimas Kanjeng saat berziarah ke makam Mbah Cholil.
"Jubah ini milik saya dan yang bikin adalah istri saya," terang kakek 30 cucu ini.
Tersangka SP Maranata alias Vijay saat turun dari mobil di Polda Jawa Timur, Rabu (2/11/2016). SURYA/ANAS MIFTAKHUDIN
Selama menjadi mahaguru panggilan, bekas kuli batu itu pernah beberapa kali diajak oleh Karmawi menghadiri sejumlah acara Dimas Kanjeng, dua kali ke Probolinggo, sekali ke Makassar dan Jakarta.
"Saya hanya duduk saja. Terkadang disuruh membaca doa agar selamat. Itu saja," Abdul Karim menjelaskan perannya sebagai mahaguru kepada Surya.
Selama mengikuti kegiatan Dimas Kanjeng total uang yang didapat Abdul Karim mencapai Rp 20 juta. Tiap ada acara di luar kota, ia naik pesawat terbang pergi dan pulang.
"Waktu di bandara sudah ada yang menjemput," terang dia.
Kabid Humas Polda Jatim Kombes RP Argo Yuwono mengatakan ketujuh mahaguru abal-abal Dimas Kanjeng masih sebatas saksi, tapi juga berpotensi sebagai tersangka.
"Tergantung hasil penyidikan dan gelar perkara. Sementara ini penyidik masih menetapkan dua tersangka yakni Vijay dan Karmawi," tutur Argo.
Tujuh mahaguru yang diperiksa antara lain Marno Sumarno (58) alias Abah Holil yang mendapat uang Rp 11 juta, Murjang (51) alias Abah Nogososro mendapat uang Rp 8,7 juta, Abdul Karim (77) alias Abah Sulaiman Agung mendapat uang Rp 20 juta.
Ratim (65) alias Abah Abdul Rohman mendapat uang Rp 20 juta, Sadeli (63) alias Abah Entong mendapat Rp 4 juta, Biwa Sutarno (51) alias Abah Sukarno mendapat uang Rp 9,5 juta, dan Atjep (51) alias Abah Kalijogo mendapat Rp 5 juta.