News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Plt Direktur RSUD Sekadau Nyaris Jadi Korban Penipuan Catut Nama Kapolres

Penulis: Tito Ramadhani
Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi telepon

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Tito Ramadhani

TRIBUNNEWS.COM, PONTIANAK -  Plt Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sekadau, Henry Alpius nyaris menjadi korban aksi penipuan yang mencatut nama Kapolres Sekadau, AKBP Yury Nurhidayat.

Pelaku penipuan tersebut menurut kisahnya, tiba-tiba menelpon dan berbincang seolah-olah sudah begitu mengenalnya, dan mengaku sebagai Kapolres Sekadau.

"Ini tidak seperti penipuan-penipuan yang biasa terjadi, kalau yang ini mengatasnamakan Bapak Kapolres, saya imbau masyarakat berhati-hati ada yang mengaku-ngaku seperti itu," ungkap Henry kepada tribunpontianak.co.id, Kamis (24/11/2016).

Lanjutnya, setelah beberapa menit berbincang melalui telepon seluler dengan pelaku, Henry mengaku merasakan ada keganjilan dari pembicaraan tersebut.

Henry lantas menghubungi AKBP Yuri, dan mendapatkan jawaban dari Kapolres, bahwa penelpon itu bukanlah dirinya.

"Memang saya sih ndak percaya juga tadi, makanya tadi saya konfirmasi ke Pak Kapolres, namun beliau lagi di Rawak tadi. Kita kan dekat sering komunikasi, saya tanyakan apakah itu betul nomor HP Pak Kapolres, beliau nyatakan bukan," jelas Henry.

Pelaku penipuan tersebut melakukan aksinya dengan modus operandi, sedang membutuhkan bantuan dana sebanyak Rp 30 juta, dengan alasan karena akan ada kunjungan dari Mabes Polri.

"Jadi modusnya mereka minta bantu, minta ditransfer uang, katanya ada keperluan untuk Mabes Polri," katanya.

Penelepon mengatakan ada tim Mabes Polri akan berkunjung ke Sekadau, namun penelepon itu mengaku tidak ada dana operasional atau apa kekurangan dana.

"Saya klarifikasi langsung ke Pak Kapolres, ternyata bukan," terangnya.

Saat itulah, Henry semakin yakin bahwa si penelpon tersebut merupakan pelaku penipuan yang berupaya memperdayainya.

Sadar sedang menjadi target penipuan, Henry tak kehabisan akal.

Ia berusaha berkelit bahwa secara prosedur antar instansi memang tidak pernah ada pinjam-meminjam dana.

Si pelaku tetap berusaha meyakinkan Henry, tetapi Henry sudah mendapat kepastian bahwa Kapolres Sekadau saat itu sedang berada di Rawak, Kecamatan Sekadau Hulu.

Dan bisa saja bertemu tatap muka langsung dengannya, jika memang benar ingin menyampaikan sedang membutuhkan bantuan dana.

"Dia mengaku sebagai Pak Yury, minta bantuan dana dari rumah sakit. Saya bilang, (instansi) pemerintah sama pemerintah ada prosesnya. Dia bilang ini mendesak, mendesak. Saya bilang saya lagi sidak (inspeksi mendadak). Tapi setelah saya cek kan Pak Kapolres sedang di Rawak, ndak mungkin perlu transfer apa segala. Kalau memang perlu, antar instansi ya ada prosesnya lah, jadi saya ndak mau seperti itu," kisahnya.

Sebelum menelpon Kapolres Sekadau, Henry memang sempat menghubungi teman dekatnya yang bertugas di Polres Sekadau.

Untuk memastikan apakah nomer telepon seluler seorang pria yang mengaku membutuhkan dana tersebut, memang benar nomer telepon seluler pribadi Kapolres Sekadau.

"Saya dari dia cerita begitu ndak percaya, karena memang ndak bisalah, mana pernah ada terjadi instansi pinjam meminjam begitu," ujarnya.

Henry mengakui, pada awal perbincangan sempat hampir terkecoh. Lantaran selama ini ia memang belum memiliki nomer telepon seluler pribadi Kapolres Sekadau, AKBP Yury.

"Karena saya tidak memegang nomer HP Kapolres, saya jadi agak ragu apakah betul. Karena dia tahu saya di rumah sakit Sekadau. Jadi sempat percaya waktu dia bilang Kapolres dan ragu saat dia meminta bantuan dana. Awalnya saya pikir ada apa, tapi nampaknya kok lain," ungkap Henry.

Semakin yakin bahwa penelpon tersebut pelaku penipuan, Henry terus mengajak si penelpon berbicara, hingga ia bertemu dengan rekannya yang bertugas di Mapolres Sekadau.

"Saya langsung pikir, wah ini sepertinya fiktif. Karena saya sambil jalan, jadi saya perpanjang pembicaraan sambil saya menuju Polres," ujarnya.

Henry mengaku memang cukup dekat dan kerap berkomunikasi dengan AKBP Yury dan jajaran di Polres Sekadau. Karena selama ini kerap bekerjasama, namun kerjasama yang bersifat sosial.

"Sering berkomunikasi, selama ini memang sering minta bantuan, tapi bukan bentuk ini, bersifat sosial, seperti ada permohonan bantuan untuk cek narkoba, begitu saja, kalau ini aneh, kok sepertinya memaksa," urainya.

Hal yang masih menjadi tanda tanya dibenak Henry, si pelaku mengetahui nama, nomer telepon seluler hingga jabatan pekerjaannya di RSUD Sekadau.

"Yang saya agak aneh itu, kok dia tahu nama, nomer (HP) dan pekerjaan saya, saya pikir mungkin orang sekitar sini atau kenal di daerah hulu, makanya saya langsung saja telpon ke Pak Kapolres," duganya.

Nyaris menjadi korban penipuan dengan modus ditelpon seseorang, menurut Henry baru kali pertama dialaminya. Sebelumnya ia hanya pernah mendengar aksi penipuan melalui panggilan telepon atau pesan singkat, namun orang lain yang nyaris menjadi korban.

"Sebelumnya belum pernah, baru kali ini. Tapi kejadian penipuan-penipuan seperti itu kan sering terjadi, tapi yang ini agak beda. Kalau yang saya pernah tahu ada penipuan yang mengatakan bahwa ada saudaranya dirawat di rumah sakit tapi tak pernah bertemu, dia minta uang untuk di rumah sakit, untung ibunya langsung mampir ke rumah sakit, tetapi ternyata ndak ada anaknya," sambung Henry.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini