TRIBUNNEWS.COM, BALIKPAPAN - Satu orang awak Heli Bell 412 EP dengan nomor registrasi HA-5166 milik TNI AD yang hilang kontak di wilayah Kalimantan Utara, Kamis (24/11/2016) lalu, ditemukan dalam kondisi hidup.
Awak yang selamat ini adalah Lettu CPN Abdi Darnain.
Kabar ini pertama kali disampaikan TNI AL melalui rilis yang menyebar di grup jurnalis Kalimantan, Minggu (27/11/2016) petang.
Disebutkan, tim SAR yang terdiri dari tujuh anggota Paskhasau dan seorang anggota Basarnas berhasil turun ke lokasi jatuhnya heli di jurang Long Sulit, Mentarang Hulu, Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara.
Di antara puing-puing helikopter, Abdi Darnain ditemukan masih bernyawa.
Lelaki asal Medan, Sumut, ini mengalami patah pada kaki kanan, luka pelipis, luka lecet pada tangan dan badan serta kaki. Dia juga mengalami dehidrasi.
Sedangkan empat awak lainnya, yakni Yohanes Saputra (Penerbang I), Ginas Sasmita (Penerbang (II), Bayu Sadeli (Mekanik), dan Suyanto (Mekanik), belum diketahui secara pasti nasibnya.
Dalam konferensi pers TNI AD di Jakarta, Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI MS Fadhilah, mengatakan korban lain masih dalam pencarian.
"Situasi dan kondisi di lokasi jatuhnya heli yang sulit, ditambah cuaca yang selalu berubah menghambat proses pencarian korban," ujarnya.
Evakuasi korban selamat dilakukan menggunakan NAS 332 Super Puma TNI AU menuju pusat kota Malinau pukul 16.25 Wita.
Selanjutnya korban diterbangkan ke Tarakan pada pukul 17.20 Wita menggunakan Casa AL U 622.
Pangdam VI Mulawarman Mayjen TNI Johny OL Tobing turut serta dalam heli yang diterbangkan Mayor Pnb Mulyo bersama tujuh kru.
Lettu Abdi Darmain saat ini dirawat di ruang IGD Rumah Sakit TNI Angkatan Laut (Rumkital) Tarakan. Setelah mendapatkan penanganan medis, kondisinya berangsur membaik.
"Abangnya Abdi, ibu, serta istrinya sudah terbang ke Jakarta. Mungkin akan menyusul ke Tarakan. Bagi kami, kabar ini merupakan mukjizat," kata Ridawati Tarigan, kakak ipar Abdi, pada Tribun di Medan, Minggu malam.