Rida bercerita, Abdi merupakan anak yang berbakti pada keluarga dan orangtua.
"Allah Maha Besar. Ini, sekali lagi, mukjizat. Pertanda kebesaran Allah. Tapi barangkali Abdi selamat karena sikapnya selama ini. Dia anak yang baik. Sangat sayang pada ibu kami," ucapnya.
Rida mengisahkan, satu bulan lalu Ibunda Abdi jatuh sakit dan sempat mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sakit Bunda Thamrin, Medan.
Saat itu, Abdi sedang mengikuti pendidikan untuk kenaikan pangkat.
"Sebenarnya dia tidak boleh pulang. Tidak boleh cuti. Tapi dia ngotot pulang. Dia bilang, tidak naik pangkat tidak apa-apa asal bisa merawat ibu. Akhirnya dia diizinkan pulang ke Medan," jelas Rida.
Abdi Damain merawat ibunya sampai sembuh. Nyaris 24 jam dia berada di rumah sakit.
"Pendeknya semua keperluan ibu dia yang urus. Bahkan sampai urusan memandikan ibu, mengganti baju, sampai membersihkan kotorannya, Abdi yang melakukan. Setiap hari di rumah sakit dia mengaji dan berdoa untuk kesembuhan ibu. Setelah ibu membaik dan keluar dari rumah sakit, dia baru pulang ke Kalimantan," kata Rida.
Tatkala mendengar helikopter yang membawa Abdi Damain kecelakaan dan hilang di hutan Kalimantan, keluarganya di Medan, syok.
VIDEO: Detik-detik Mobil Brio Merah Masuk Jurang, Sempat Tabrak Pembatan Jalan - Tribunpekanbaru.com
Detik-detik TKP Kasus Subang Digaris Polisi, Sempat Ada 2 Wanita Cengengesan Intip Lokasi Pembunuhan
"Ibu menangis dan tidak putus-putus berdoa. Barangkali doa ini didengar Allah. Doa ibu untuk anak yang saleh dan berbakti," ujar Rida.
Lettu CPN Abdi Damain memiliki seorang istri bernama Nina Zahrina dan anak yang baru berusia tujuh bulan.
Sehari sebelum helikopter hilang kontak, Nina, menulis kalimat "Menunggumu cintaa #efekrinduuabi" di dinding akun Facebook, miliknya.
Nina bekerja sebagai guru di Aceh. (tribun kaltim/tribun medan)