Laporan Wartawan Tribun Batam, Eko Setiawan
TRIBUNNEWS.COM, BATAM - Terkuras energi personel Satresnarkoba Polresta Barelang ketika controlled delivery atas paket 26,740 kilogram sabu di balik lukisan Bunda Maria tujuan Jakarta.
Petugas sempat mengira-ngira siapa gerangan penerima paket asal Guangzhou, Tiongkok, yang sempat transit di Bandara Internasional Hang Nadim sampai akhirnya tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Banten, pada 30 November 2016 itu.
Hasil pelacakan ke pihak ekspedisi terungkap penerima paket adalah Raden Novi Prawira Jaya yang beralamat di Cibodas, Tangerang, Banten.
Rupanya, rumah tersebut sengaja disewa Novi selama dua bulan sebagai tempat tujuan akhir paket tersebut. Rumah ini tak jauh dari Bandara Soekarno-Hatta.
Baca: 26,740 Kilogram Sabu Asal Tiongkok Transit di Singapura Lalu Masuk Batam
Baca: Pegawai Money Changer Bandara Soekarno-Hatta Masuk Jaringan Sabu Tiongkok
Baca: Bandar Narkotika Lapas Cipinang Pemilk Satu Lukisan Bunda Maria Berisi Sabu
Baca: Polresta Barelang Bongkar Sabu Asal Tiongkok di Balik Lukisan Bunda Maria
Polisi menangkap Novi pada Sabtu, 3 Desember 2016, di rumah kontrakannya bersamaan menerima barang tersebut dari pegawai jasa ekspedisi.
Kasat Narkoba Polresta Barelang Kompol Suhardi Hery mengatakan selama tiga hari mereka melacak dan mencari penerima barang tersebut.
Setelah pihak ekspedisi mengubungi Novi paketnya sudah tiba barulah tim yang terlibat dalam controlled delivery langsung membekuknya.
"Disana kita amankan Raden. Di rumah itu kita juga menemukan sebuah lukisan Bunda Maria yang sudah kosong. Diduga lukisan tersebut juga berisi narkoba dan sudah beredar luas," beber Suhardi saat ekspose perkara di Polresta Barelang, Jumat (9/12/2016).
Hasil interogasi Novi mengakui menggunakan rumah kontrakannya sebagai alamat tujuan paket narkotika.
Setelah menerima paket Novi menelepon dan memberitahukan Mike line alias Jeki, bandar besar di Tiongkok, paket yang dikirimnya sudah diterima.
Hasil percakapan tersebut Jeki mengutus Hung Cheng Ning alias Tony Lee asal Tiongkok untuk datang ke Indonesia menemui Novi untuk mengambil semua barang tersebut.
Tony terbang dari Tiongkok pada Sabtu, 3 Desmber 2016 dan sampai di Indonesia melalui Bandara Soekarno-Hatta pada Minggu, 4 Desember 2016.
Awalnya, Novi dan Tony Lee janjian bertemu di kontrakan. Tapi Tony Lee meminta Novi menemuinya di Bandara Soekarno-Hatta lewat sambungan telepon.
Polisi enggan terperdaya begitu saja. Mereka membagi dua tim: tim pertama menunggu di Bandara Soekarno-Hatta dan tim lainya menuggu di rumah kontrakan Novi di Cibodas.
Ternyata Tony Lee datang ke rumah kontrakan tanpa menemui Novi di rumah kontrakannya di Cibobas.
"Sudah ada tim kita yang berada di rumah tersebut. Saat dia datang dan membuka packing lukisan Bunda Maria anggota langsung membekuk mereka," imbuh Suhardi.
Tony Lee adalah orang yang diutus langsung Jeki dari Tiongkok untuk mengendalikan barang ini di Indonesia, namun gagal dan keburu ditangkap sebelum sabunya diedarkan untuk kali keduanya.
Tanpa perlawanan ia ditangkap dan dibawa terbang oleh pesonel Satresnarkoba Polresta Barelang ke Batam dengan pengawalan super ketat.