TRIBUNNEWS.COM - Badannya lemah berselimut kain merah jambu. Matanya tertutup rapat, sama sekali tak mau melihat orang orang di sekitar.
Hanya sesekali ia terbelalak, menatap hampa langit-langit dan dinding kamar.
Dari raut wajahnya, wanita itu tampak sedang menanggung beban kesedihan yang teramat sangat, tak ada sepatah kata pun, juga gelak tawa.
Yusra Fitriani (31), wanita yang sedianya Kamis (8/12/2016) menerima janji suci dari seorang pemuda yang jadi pujaan hatinya bernama Suharnas (31).
Namun, rencana bahagia itu tidak terwujud.
Pemuda yang akan memperistrinya tiba-tiba saja pergi meninggalkan Fitri--panggilan Yusra Fitriani-- untuk selama-lamanya.
Suharnas meninggal dunia dalam musibah gempa berkekuatan 6,4 skala Richter (SR) yang mengguncang kawasan Pidie Jaya sekitarnya, Rabu (7/12/2016) menjelang subuh.
Suharnas meninggal akibat tertimbun reruntuhan bangunan rumah toko (ruko) miliknya di pusat kota Meureudu, akibat gempa yang menghentak pagi buta itu.
Kamis lalu, Serambinews (Tribunnews.com network) kembali menyambangi rumah Fitri di Desa Dayah Timu, Kecamatan Meureudu, Pidie Jaya.
Suasana duka terlihat menyelimuti rumah itu, semestinya kemarin pesta bahagia digelar di sana, orang-orang seharusnya berdatangan memberi selamat dan kado pernikahan kepada Fitri dan Suharnas.
Keduanya akan menjadi raja dan ratu sehari dalam momen paling bahagia setiap insan.
Susana berubah, tak ada yang datang. Seribu surat undangan yang disebar hanya menjadi kenangan.
Pelaminan yang telah disiapkan tak ada yang tempati, bagai ‘menangis’ sendiri. Dekorasi hanya jadi hiasan, orang-orang duduk di luar dengan raut wajah murung.
Semuanya bersedih, pesta bahagia itu urung terlaksana, karena Allah telah berkehendak lain.