TRIBUNNEWS.COM, PASURUAN - Tewasnya seoarang mahasiswa Unesa yang mendaki di Gunung Arjuno telah meninggalkan luka yang dalam.
Inilah kronologinya :
1. Delapan mahasiswa Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Jurusan Pendidikan Keolahragaan izin ke Pos Izin Pendakian untuk naik ke Gunung Arjuno.
Mahasiswa Unesa Yang Naik :
1. Muhammad ali ridho (Surabaya)
2. Jitashaba nikko amrulloh (Surabaya)
3. Rio endi arfianto (Surabaya)
4. Nurdy hamsah (Surabaya)
5. Ramon destianto putra (Sidoarjo)
6. Dimas Dani Sadewa (Sidoarjo)
7. Dwiky diyas anjasmara (Gresik)
8. Bintara Fredyansah (Bojonegoro dan dikabarkan tewas karena tersambar petir)
2. Mereka berangkat malam hari, dan bermalam di Kop - kopan. Keesokan harinya, Selasa (13/12/2016), 8 mahasiswa ini melanjutkan perjalanan ke puncak Gunung Arjuno.
3. Di hari yang sama, empat pemuda dari Komunitas Pendaki Surabaya Barat (Kopsurat) izin untuk naik ke Gunung Arjuno.
Mereka berangkat Selasa dinihari dari Pos Izin Pendakian.
Anggota Komunitas Yang Naik :
1. Totok Budi Santoso (Surabaya)
2. M Ardiansyah (Surabaya)
3. Faizal permana (Surabaya)
4. Ahmad Riski (Surabaya).
4. Rombongan mahasiswa Unesa dan Kopsurat ini bertemu di tengah jalan dan akhirnya memutuskan untuk menjadi satu rombongan menuju puncak Gunung Arjuno.
5. Sesampainya di puncak, cuaca tidak mendukung. Hujan deras, angin kencang, dan petir. Ke - 12 orang ini memutuskan untuk turun.
6. Berjalan sekitar 1 kilometer di Watu Gedhe, di atas Lembah Kijang, kira - kira 1 kilometer dari Puncak Arjuno, mendadak tiga orang rombongan yang berada di barisan paling depan mendadak jatuh setelah ada petir.
Mereka adalah Bintara Fredyansah, mahasiswa Unesa dan dua anggota Kopsurat yakni M Ardiansyah dan Ahmad Riski.
7. Bintara Fredyansah mengalami luka cukup parah. Di keningnya, ada luka goresan hitam. Dia juga tidak bernafas saat itu meski sempat diberi nafas buatan.
Sedangkan dua lainnya masih sadar hanya saja tubuhnya sulit digerakkan.
8. Tim akhirnya terpecah. Ada sebagian yang meminta bantuan dengan turun ke Pos Izin Pendakian, ada sebagian yang bertahan di atas.
Dan sisanya ada sebagian yang turun ke Pondokan.
9. Tim Basarnas, Sar Surabaya dan warga setempat berangkat memberikan pertolongan Rabu (14/12/2016) dinihari. Mereka berusaha mengevakuasi satu per satu korban.
10. Rabu pagi, satu per satu korban yang selamat dalam insiden maut itu dievakuasi dan turun ke pos izin pendakian.
Hingga akhirnya, tim berhasil mengevakuasi dua korban yang tidak bisa bergerak, dan membawa kembali jenazah Bintara. Tak lama, jenazah dipulangkan ke Bojonegoro.