TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya AKBP Shinto Silitonga mengatakan, tersangka Abdul Aziz yang ditembak mati, Kamis (22/12/2016) pagi, merupakan penjahat jaringan Sholeh alias Sadeng.
Sadeng itu merupakan bandit jalan spesialis mobil L300 yang ditembak mati pada September 2016 lalu.
Jaringan kompotan ini, yakni Sadeng, Abdul Aziz, Mustofa dan Ismail.
Menurut Shinto, Abdul Aziz masuk kelompok Sadeng berperan sebagai pengambil mobil L300.
Setelah Sadeng tewas, jaringan Sadeng mengubah orientasi dan sasaran aksinya, yakni melakukan pencurian motor.
"Orientasinya tidak lagi mobil L300 atau pick-up, tapi pencurian motor. Setiap beraksi selalu membawa senjata tajam," terang Shinto.
Dari kejadian ini, polisi mengamankan satu buah celurit, sembilan jimat yang menempel di tubuh tersangka, kunci T dan Y, dan empat unit sepeda motor.
Diberitakan sebelumnya, tersangka Abdul Aziz itembak mati di kawasan Jembatan Suramadu Surabaya.
Warga asal Tunjung, Burneh, Kabupaten Bangkalan itu ditembak mati lantaran melawan petugas.
Tersangka menabrakkan motor hasil curian ke anggota Unit Resmob dan melawan dengan memakai clurit. Bripka Hendro dan Bripka Rianto mengalami luka di kaki dan tangan.
Tersangka Abdul Azis ditembak petugas di bagian dada. Tembakan tersebut membuat Azis ambruk dan tewas diterjang timah panas.
Selain menembak mati Abdul Azis, polisi juga melumpuhkan dua bandit jalanan lainnya tidak lama setelah Azis tewas.
Dua penjahat yang ditembak itu, yakni Edi Sunaryo (42) dan Sugianto (32). Warga Labang Bangkalan dan Tambak Asri Surabaya itu ditembak kakinya karena melawan petugas ketika hendak ditangkap di kawasan jembatan Suramadu. fat