TRIBUNNEWS.COM, AMLAPURA - Tragedi bentrok berdarah antar keluarga terjadi di Banjar Munti Gunung, Desa Tianyar Barat, Kecamatan Kubu, Karangasem, Bali, Sabtu (24/12/2016).
I Nyoman Jani (50), mengalami luka serius pada leher dan perut setelah disabet oleh saudaranya sendiri, I Nyoman Tambun.
Permasalahan dipicu karena istri korban, Ni Nyoman Sri mendoakan istri Nyoman Tambun melahirkan anak perempuan.
Bak api dalam sekam, Tambun menyimpan amarah, ia tak terima setelah istrinya melahirkan anak perempuan lagi.
Seakan doa iparnya terkabul.
Padahal, Tambun sangat mengharapkan anak laki-laki.
Tak kuasa menahan diri berbulan-bulan, ia menumpahkannya.
Sang kakak tiri pun dibabatnya dengan sabit hingga berdarah.
Setelah kejadian, Jani masih tertidur lemas di Ruang UGD RSUD Karangasem. Leher dan perut bagian kiri dibalut perban.
Jani hanya terdiam saat ditanya. Ia tampak menahan rasa sakit. Usai mendapat pengobatan di RSUD Karangasem, ia langsung dirujuk ke RS Sanglah, Denpasar.
Paman korban, Made Gampang mengungkapkan, keponakannya itu terluka setelah disabet sabit sebanyak dua kali.
"Kejadiannya sekitar pukul 18.00 Wita. Saya kaget. Lukanya parah darah terus keluar dari leher dan pinggangnya. Sebelum dibawa ke rumah sakit banyak darahnya keluar," kata Gampang.
Gampang menuturkan, Tambun saat ini sudah memiliki dua anak perempuan. Sekarang, istrinya mengandung lagi.
Namun, istri korban berapa bulan lalu mendoakan agar anak yang lahir perempuan lagi.
Padahal Yambun sangat mendambakan anak laki-laki.
Doa Sri ternyata menjadi pemantik konflik.
Jani dan Tambun sampai adu mulut. Saat itu, Tambun membawa sabit.
Entah bagaiaman ceritnya, Tambun nekat melukai saudaranya itu.
"Info di kampung, istri pelaku didoakan tidak punya anak laki-laki. Korban tidak pingsan setelah kejadian. Dia sempat bersembunyi di rumah anak saya. Setelah itu langsung dibawa ke rumah sakit. Anak saya terus memanggil pelaku dan dibawa ke Polsek Kecamatan Kubu," kata Gampang.