Laporan Wartawan Tribun Jateng, Khoirul Muzakki
TRIBUNJATENG.COM, PURBALINGGA - Petugas pos pendakian Gunung Slamet, Slamet Ardianzah, menyesalkan keterlambatan laporan pendaki yang tendanya tersambar.
Petir menyambar tiga pendaki asal Tegal saat tertidur di dalam tenda yang mereka dirikan di pos tujuh pendakian via Dusun Bambangan, Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja, Purbalingga, Kamis (29/12/2016) pukul 22.00 WIB.
Petugas pos pendakian baru menerima laporan valid dari pendaki yang turun pada Jumat (30/12/2016), sekitar pukul 13.00 WIB.
"Jumat pagi kami justru dapat informasi tersebut dari radio penduduk. Tapi masih simpang siur karena tak ada laporan ke kami," sambung Slamet.
Baca: Petir Sambar Tenda Pendaki Gunung Slamet, Dua Orang Alami Luka Bakar
Meski belum mendapat laporan resmi pada Jumat (30/12) pukul 09.00 WIB, basecamp mengirim tim SAR untuk naik dan mengecek kebenarannya. Dua pendaki terbaring kesakitan di pos tujuh.
Tim SAR lantas mengevakuasi korban dengan menandunya setelah lebih dulu memberi pertolongan pertama. Sampai di bawah mereka dibawa ke Puskesmas Karangreja.
"Kami mengecek kebenaran informasi dulu karena sering dikerjai kabar simpang siur. Semisal ada info orang tersesat, setelah kami cek ternyata tidak ada," jelas Slamet.
Saat kejadian para korban tak sendirian, ada sekitar 30 pendaki di lokasi yang sama. Ada teman mereka yang selamat meski tidur di tenda yang sama.
Ia menyayangkan tak ada inisiatif rekan atau pendaki lain yang menghubungi petugas. Padahal petugas telah memasang informasi nomor telepon darurat pada setiap titik pos.
Waktu tempuh dari pos tujuh menuju basecamp sekitar empat jam. "Kalau pun sulit sinyalnya, bisa SMS pasti sampai. Kami bisa langsung bergerak," ia mengaku kesa.