Laporan Wartawan Tribun Jateng, Mamdukh Adi Priyanto
TRIBUNNEWS.COM,SLAWI- Banjir menggenangi akses menuju Desa Jatibogor, Kecamatan Suradadi, Kabupaten Tegal.
Banjir diduga berasal dari luapan air Sungai Cacaban.
Akibat air setinggi 1,5 meter menutupi akses jalan, sekitar 300 warga terisolir di desa tersebut.
Jumlah tersebut merupakan warga yang ada di RT 001 dan RT 002 RW 001 desa setempat.
Seorang warga desa, Siti Masyitoh (44) mengatakan mendengar suara gemuruh pada pukul 01.00 Rabu (4/1/2017).
"Saat itu saya sedang tertidur, kemudian terbangun karena suara gemuruh air," kata Siti, Rabu.
Ia pun sempat keluar untuk melihat situasi di lingkungan rumahnya yang ada di RT 002 Desa Jatibogor.
Ternyata, bukan dirinya yang saat itu keluar rumah. Para tetangganya pun berhamburan keluar dan sempat panik air menerjang desanya.
"Warga sempat panik dan berlarian menuju musala yang bangunannya tinggi," ucapnya.
Setelah selang beberapa waktu, ternyata hanya akses jalan yang terendam dengan bentangan air sekitar 200 meter.
Sementara, warga lain, Ngabled (68) mengatakan saat air menutupi akses menuju desanya, tinggi air hingga mencapai leher orang dewasa.
"Pas pertama banjir itu tingginya segini," tuturnya sembari menunjuk lehernya.
Menurutnya, kampung tersebut memang langganan banjir karena terletak di tengah- tengah aliran air Sungai Cacaban.
Namun, banjir kali ini merupakan yang paling parah.
Hal tersebut pun diamini perangkat Desa Jatibogor, Kasno. Menurutnya, sejak 25 Desember 2016 lalu, sudah empat kali banjir menerjang wilayah tersebut.
"Banjir kali ini yang terparah," tandasnya.
Menurutnya, desa yang terisolasi tersebut dikelilingi sunga besar. Hanya ada jalan satu- satunya untuk menuju desa tersebut.(*)