Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Tito Ramadhani
TRIBUNNEWS.COM, PONTIANAK- Korban luka sabet senjata tajam, Muhammad Yogi Fahlevi (23) terlihat terbaring di ruang UGD RS Kharitas Bhakti, dengan kondisi kaki telah diperban.
Ia sempat menjalani rontgen di bagian kaki kanannya.
Yogi mengisahkan, ia menjadi korban dari perkelahian dua kelompok pemuda yang tak dikenalnya, saat ia berusaha melerai kelompok pemuda tersebut di depan warung kopi milik orangtuanya.
"Saya sama sekali ndak kenal dengan dua kelompok yang kelahi itu. Saya itu cuma jaga warung kopi tempat usaha emak sama bapak saya saja, coba melerai," jelas Yogi, Minggu (8/1/2017).
Pertikaian dua kelompok pemuda tersebut menurut kisahnya, berawal adanya perkelahian kecil, namun sekitar satu jam kemudian, terjadi penyerangan lagi ke lokasi tersebut.
"Pertama mereka kelahi, sama-sama ndak kenal mereka, orang luar. Dilerai sama tukang parkir, mereka ditahan atau dilerai warga sekitar, tapi dia memukul warga di situ."
"Mereka balik, bawa pisau nantang lagi, lalu diseranglah sama warga gang situ. Warga menuju ke sana, dihajar sama warga, rupanya dia nyerang balik lagi," terangnya.
Kelompok pemuda yang menyerang tersebut, menurut penuturan Yogi berasal dari arah seberang jalan tempat usaha orang tuanya.
"Satu kelompok pun saya ndak kenal, apalagi yang nyerang itu, juga ndak kenal. Dulu di situ memang sering ada perselisihan, sering buat masalah di situ. Saya juga ndak tahu, dua kelompok ini masalahnya apa," ujarnya.
Lanjutnya, ia mengalami luka setelah berupaya menghindari tebasan sebilah senjata tajam yang diarahkan pelaku kepadanya.
"Dia mau nebas, saya tahan pakai kaki. Dia pakai samurai panjang, lebih semeter lah," sambungnya.
Pantauan tribunpontianak.co.id, personel unit Jatanras Satreskrim Polresta Pontianak tampak meminta keterangan kepada korban maupun saksi-saksi lain.
Sementara di lokasi, puluhan personel kepolisian tampak berjaga-jaga dan membubarkan kerumunan warga yang penasaran atas kejadian ini.