TRIBUNNEWS.COM, LABUHAN MARINGGAI - Aksi pembegalan benar-benar tidak memandang korbannya.
Bahkan Raja Adat Melinting, Lampung Timur bernama Nurhalim yang akrab disapa Minak Gejalo Ratu juga menjadi sasaran para komplotan begal.
Peristiwa ini dialami Nurhalim pada Sabtu (7/1/2017) sekitar pukul 22.00 WIB di Dusun Cirebon Baru, Desa Maringgai, Kecamatan Labuhan Maringgai, Lampung Timur.
“Ada dua orang yang mencoba membegal saya tadi malam,” ujarnya melalui sambungan telepon, Minggu (8/1/2017).
Kedua tersangka itu, menurut Nurhalim, membawa senjata tajam jenis golok dan senjata api rakitan.
Ketika itu, Nurhalim sedang dalam perjalanan menuju Desa Muara Gading Mas untuk membantu keponakannya memasang jaring di tempat pelelangan ikan.
Di tengah perjalanan, ada satu sepeda motor yang ditumpangi dua orang mengikuti Nurhalim.
Sampai di depan kuburan, tutur Nurhalim, kedua pelaku memalang sepeda motornya di depan Nurhalim, yang seorang diri.
Satu pelaku mengeluarkan senjata api rakitan. “Pelaku itu langsung menembak ke arah kaki saya. Beruntung senjata apinya tidak meletus,” ujar dia.
Pelaku lainnya lalu mengeluarkan golok dan bergelut dengan Nurhalim.
Nurhalim terjatuh ke aspal jalanan. “Pelaku membacok saya enam kali. Saya hanya bisa menangkis pakai tangan saya,” katanya.
Biarpun begitu, Nurhalim tidak mengalami luka sedikitpun di bagian tangannya yang kena bacokan senjata tajam.
“Saya masih dilindungi Allah,” ucap pewaris tahta Keratuan Darah Putih Melinting ini.
Melihat Nurhalim tidak mengalami luka, pelaku kembali menembakkan senjata apinya ke arah tubuh Nurhalim.
Lagi-lagi senjata api tersebut tidak meletus.
Pada saat bersamaan, terlihat sebuah mobil hendak melintas. Melihat ada mobil datang, kedua pelaku melarikan diri.
Kedua begal gagal membawa sepeda motor Honda Scoopy milik Nurhalim. Nurhalim tidak melaporkan peristiwa itu ke polisi. Tribun Jogja/WK