Sekitar setengah jam, Pansor baru tiba. Desna menghampiri Pansor yang berada di dalam mobil di depan Rumah Sakit Graha Husada sembari membawa berkas yang akan ditandatangani Pansor.
Menurut Desna, Pansor seorang diri di dalam mobil.
Pansor mengaku akan pergi ke rumah saudara istrinya yang sedang ada acara pernikahan di Labuhan Dalam untuk mengantar amplop.
Setelah Pansor menandatangani berkas, Sherly dan Desna balik lagi ke kantor.
Kedua perempuan itu baru sadar Pansor belum menyerahkan KTP sebagai syarat pencairan dana perjalanan dinas.
Sherly menghubungi Pansor kembali melalui telepon meminta KTP. Selama berbincang di telepon itu, Sherly mengatakan, Pansor seperti terburu-buru.
Di dalam percakapan telepon itu, Pansor awalnya mengajak Sherly bertemu di depan rumah Wali Kota Bandar Lampung Herman HN di Jalan Cut Nyak Dien, Palapa.
"Karena posisi saya masih jauh, abang (Pansor) meminta bertemu di depan Cosmo Jalan Pangeran Emir M Noer. Tapi akhirnya dia (Pansor) bilang akan ke kantor (DPRD Bandar Lampung) karena mau mengantarkan amplop ke rumah saudara istrinya," jelas Sherly.
Sampai di Kantor DPRD Bandar Lampung sekitar pukul 14.30 WIB, Sherly kembali menelepon Pansor sebanyak tiga kali namun tidak diangkat.
Akhirnya Sherly memutuskan mengirimkan pesan singkat ke Pansor yang menanyakan kenapa Pansor tidak tiba ke kantor.
"Pesan singkat saya itu terkirim tapi tidak dibalas sampai sekarang. Itulah komunikasi terakhir saya dengan abang Pansor)," jelas Sherly.