Laporan Wartawan Tribun Jateng, Puthut Dwi Putranto
TRIBUNNEWS.COM, GROBOGAN - Curah hujan tinggi memicu bertambahnya biaya perawatan tanaman cabai di tingkat para petani di wilayah Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.
Mahalnya ongkos perawatan tersebut tidak sepadan dengan harga jual cabai di tingkat petani yang relatif murah jika dibandingkan dengan harga cabai di pasaran yang meroket.
Petani di Kabupaten Grobogan harus bekerja ekstra untuk merawat tanaman cabai agar tidak gagal panen saat musim penghujan.
Petani terpaksa harus merogoh kocek yang tinggi agar hasil panen optimal.
Seperti halnya yang dilakukan Masruri (45), petani cabai Desa Trisari, Kecamatan Gubug.
Masruri harus banting tulang merawat lahan setengah hektar miliknya yang ditanami ribuan tanaman cabai supaya tak layu akibat intensitas hujan yang tinggi.
Seminggu dua kali ia harus mengeluarkan biaya Rp 250 ribu untuk perawatan tanaman cabai. Mulai dari penyiangan, pemupukan, penyemprotan hingga biaya upah tenaga.
Sejak masa tanam hingga masa panen selama tiga bulan memerlukan 24 kali penyemprotan dan mengeluarkan biaya sekitar Rp 6 juta.
Meski demikian, hasil yang diperolehnya pun terkadang tidak sesuai yang diharapkan.
"Jika cuaca normal, satu batang cabai mampu menghasilkan delapan ons cabai siap panen atau sekitar delapan ton cabai siap panen untuk lahan setengah hektar. Namun karena curah hujan tinggi, satu batang tanaman cabai hanya mampu menghasilkan dua ons cabai atau sekitar dua ton cabai siap panen untuk lahan setengah hektar," kata Masruri kepada Tribun, Rabu (11/01/2017).
Dengan harga jual cabai Rp 35 ribu per kilogram di tingkat petani jika dibandingkan dengan mahalnya harga cabai di pasaran yang naik berlipat ganda tentunya tak sebanding dengan biaya perawatan yang relatif tinggi tersebut.
Berdasarkan pantauan Tribun, harga cabai di sejumlah pasar di Kabupaten Grobogan mengalami peningkatan signifikan sejak sebulan ini.
Untuk cabai rawit setan harganya sudah mencapai Rp 150 ribu per kilogram dari semula Rp 80 ribu per kilogram.
Sedangkan cabai rawit hijau mencapai Rp 80 ribu per kilogram dari semula Rp 60 ribu per kilogram.
"Petani tidaklah memperoleh keuntungan dan hanya mengembalikan modal mereka saja. Petani bisa memperoleh untung jika harga jual cabai di tingkat petani Rp 40 ribu atau Rp 50 ribu perkilogram pada musim ini. Kami petani berharap agar pemerintah menstabilkan harga cabai supaya petani tidak merugi. Hasil produksi kami yang menurun justru dimanfaatkan bakul," pungkasnya.