TRIBUNNEWS.COM, JENEPONTO - Keluarga Saleh, terduga pelaku pembunuhan Rafika, alumni Farmasi UIT Makassar, mengaku tidak yakin jika Saleh melakukan pembunuhan.
Hal itu diungkap saudara Saleh, Nursiah (28) saat ditemui di rumah Saleh di Kampung Lembang Loe, Kelurahan Balang, Kecamatan Binamu, Kabupaten Jeneponto, Sabtu (21/1/2017) pagi.
"Kita sekeluarga tidak yakin kalau Saleh yang melakukan itu, karena baik orangnya, kita 8 bersaudara tidak pernah terlibat cekcok," kata Nursiah.
Saleh yang dikenal humoris, menurut Nursiah tidak pernah terlibat cekcok atau pertengkaran dengan kerabat atau tetangganya.
"Orang suka bercanda kasihan, sering ngumpul-ngumpul sama keluarga, tetangga, tanya sama semua satu Lembang Loeini kalau ada cerita jeleknya," ujar Nursia.
Sementara, saudara Saleh yang saat ini berada di Gowa, Ramli, melalui sambungan telepon mengaku mencium adanya keganjilan penetapan Saleh sebagai tersangka.
"Sebenarnya kami dari pihak keluarga tidak terima, ada keganjilan, kenapa disiksa dulu sedemikian rupa baru dipaksa mengaku," kata Ramli.
Menurutnya, ada kesan Saleh dipaksakan untuk dijadikan tersangka dalam kasus yang merenggut nyawa calon apoteker itu.
"Saya sendiri dipanggil oleh pihak Reserse Polda itu hari untuk membujuk Saleh, tapi saya tidak sanggup lihat adek ku disiksa seperti itu, jadi saya tidak sempat bicara," kata Ramli sambil meneteskan air mata.
"Jadi saya panggil saudara satu atas nama Kahar untuk ketemu Saleh, tapi Kahar mengaku dibilang ke Saleh kalau memang kamu pelakunya akui, tapi kalau bukan jangan kamu akui biar diapain juga," ujar Ramli.
Keluarga Saleh begitu yakin bahwa Rafika terbunuh bukan di tangan Saleh.
Pasalnya, menurut Ramli, Saleh dikenal ramah dan baik oleh warga di BTN Bauty.
Warga disana tidak ada yang percaya, bahkan ketua RT nya juga tidak percaya kalau Saleh yang membunuh," ungkap Ramli.
Baca: Rafika Dibunuh Satpam Perumahan karena Coba Ambil Kembali Ponselnya yang Dicuri
Untuk saat ini, menurut Ramli, kondisi Saleh saat memprihatinkan.
"Tadi malam saudara ketemu, katanya saat ini sudah ada sedikit perubahan lukanya, karena sebelumnya itu kepalanya lembek disiksa sama polisi," ungkap Ramli.
Pihak keluarganya pun mengaku masih membicarakan soal penyiksaan yang dialami Saleh.
Motif Pelaku
Terungkap, motif Saleh membunuh Rafika hanya karena ingin mencuri handphone korban.
Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Pol Dicky Sondani usai rekonstruksi, menjelaskan jika pelaku mengikuti korban ketika pulang ke rumah.
"Jadi sekira pukul 23.00 Wita, korban pulang. Ternyata pelaku mengikuti korban sampai masuk ke dalam rumah," ujarnya.
Begitu di dalam rumah, korban tidak menutup pintu sehingga pelaku dengan mudah masuk.
"Korban ini mau ganti baju. Tapi tiba-tiba pergoki si Saleh mau ambil handphone yang disimpan di meja. Korban ini kejar karena ketahuan dia hantamkan kepala pelaku ke tembok, setelah pingsan dia pukul lagi. Baru dia ambil pisau tusuk lehernya dan gorok," kata dia.
Setelah tewas, Saleh sempat merenung di kamar korban sambil merokok.
Dia lalu mencuci pisau yang digunakan membunuh dan membuangnya ke atas jendela belakang kamar korban, beserta obeng yang akan ia ambil.
Namun karena ada darah, akhirnya ikut dibuang dengan pisau.
Pelaku lalu menutup jasad korban dengan sarung, lalu keluar melalui pintu depan.
Saleh sempat menurunkan saklar lampu yang ada di samping. Lalu kembali ke pos yang berada di samping rumah korban.