Laporan Wartawan Tribun Medan, Jefri Susetio
TRIBUN-MEDAN.COM, MEDAN - Pembunuhan berencana terhadap Indra Gunawan alias Kuna, pengusaha airsoft gun di Kota Medan, melibatkan delapan orang, satu di antaranya otak intelektual.
Kapolda Sumut Irjen Rycko Amelza Dahniel menyatakan motif pembunuhan berencana terhadap Kuna bertalian erat dengan dendam pribadi Siwaji Raja, Ketua Parisada Sumut Narensami dan Parisada Medan.
Siwaji menyewa Rawindra alias Rawi sebagai perencana agar eksekutor terhadap Kuna tak gagal lagi seperti 2014 silam. Kali ini Rawi memilih Putra sebagai eksekutor.
"Otak pelaku pembunuh bayaran dengan inisial SJ ditangkap di Jambi," ungkap Rycko saat konferensi pers di Rumah Sakit Bhayangkara Medan, Minggu (22/1/2017).
Baca: Dugaan Keluarga di Balik Kematian Pengusaha Airsoft Gun
Baca: Komplotan Pembunuh Pengusaha Airsoft Gun 8 Orang, Semuanya Tertangkap
Setelah siasat diatur, berikutnya Zohendra alias Zen (41) terpilih sebagai pengemudi motor untuk mengantar Putra mengeksekusi Kuna di depan tokonya di Jalan Ahmad Yani, Medan Barat, Rabu (18/1/2017).
Berdasar rekaman kamera pengawas di lokasi, Putra yang tampak memakai helm berjalan ke arah Kuna lalu melepaskan tembakan dalam jarak cukup dekat. Seketika Kuna ambruk dan tewas di tempat.
Segera Putra meninggalkan lokasi dan membonceng motor yang dikendarai Zen lalu menghilang. Sementara penembakan terjadi, arus lalu lintas di Jalan Ahmad Yani ramai lancar.
Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Rina Ginting, mengatakan polisi mengetahui keberadaan Zen di Apros, dekat Kompleks Auri. Dari Zen polisi mengetahui dan menggerebek Putra.
Saat personel menangkap Putra pada Minggu sekitar pukul 07.30 WIB terjadi perlawanan. Ia berusaha menyerang petugas menggunakan katana.
"Sehingga tim berupaya melumpuhkan dan tersangka Putra MD (meninggal dunia, red)," ungkap Rina.
Selanjutnya polisi menangkap Rawi di Medan Petisah. Kibasan pisau Rawi memaksa petugas menembaknya dan tewas di tempat.
Setelah itu petugas melakukan pengembangan untuk mencari senjata api yang digunakan Putra.
"Tim mendapatkan info senpi dititipkan kepala Ayen (38). Tapi, Ayen mengaku senpinya dititipkan kepada Pak John (62) yang beralamat di Jalan Sungai Deli," beber Rina.