TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Puti Pramathana Puspa Seruni Paundrianagari Guntur Soekarnoputri (PDI Perjuangan) dan Maman Imanulhaq (PKB) masuk dalam nama-nama baru yang duduk di DPR RI dalam rilis sejumlah lembaga survei yang merilis calon pemimpin Jawa Barat mendatang.
Beberapa pihak menduga bakal terbangun koalisi Marhaen-Marhaban. Puti merepresentasikan nasionalis yang mengamalkan Marhaenisme yang digali Presiden ke-1 RI Ir Sukarno sekaligus kakeknya.
Sementara Maman adalah tokoh muda Nahdlatul Ulama yang punya tradisi khas mengungkapkan kecintaan kepada Rasulullah dengan marhabanan. Maman adalah Ketua Lembaga Dakwah PBNU.
Keduanya dipersatukan oleh kepentingan yang sama yaitu mewujudkan Jawa Barat yang religius yang menghargai keragaman dan kearifan lokal.
Seperti diketahui, berbagai prestasi dan kemajuan di Jabar ternodai angka kekerasan dan intoleransi. Seperti kerap disuarakan Maman, "Islam adalah energi untuk perubahan dan perdamaian".
Maman sudah pasti didukung PKB seperti diungkapkan Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar.
"Kang Maman harus bekerja keras agar bisa memimpin Jabar. PKB akan all out untuk merebut kemenangan demi masa depan Jabar yang lebih maslahat," ujar Muhaimin belum lama ini.
Maman lahir di Sumedang, 8 Desember 1972, punya modal sosial yang kuat. Di samping kultur dan stuktur NU, jaringan pesantren yang diasuh saudara-saudaranya seperti Al-Mizan di Majalengka, Al-Faqieh di Sumedang, Al-Istiqamah di Bandung dan Al Jarnuziyah di Tasik, Maman punya keluarga besar di Cirebon, Majalengka dan Tasik.
Puti punya kekuatan lebih ril. Konstituen di Kuningan, Banjar dan Ciamis dan tentu basis PDI Perjuangan yang sangat menghormati Proklamator jadi modal besar untuk memimpin Jabar.
Keduanya bersahabat dan berprestasi. Bukan rahasia bila Maman yang santri sangat nasionalis dan hormat kepada Ketua Umum PDIP Hj. Megawati Soekarno Putri.
Jabar Baru bersama generasi muda berprestasi akan sangan terwakili oleh dua nama ini.