TRIBUNNEWS.COM, GRESIK - Perawakan tubuh tegap seperti prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) disalahkan gunakan Hijrah Rahmatullah alias Hendra (34).
Warga Desa Punggul RT 6/RW 1 Kecamatan Gedangan, Sidoarjo, ini menyamar sebagai anggota TNI dan menipu seorang perawat.
Setelah identitasnya yang asli terkuak, dia pun akhirnya dilaporkan ke polisi dan telah ditangkap unit Reskrim Polsek Bungah, Gresik, Senin (13/2/2017) lalu.
TNI gadungan ini ditangkap setelah adanya laporan warga yang menjadi korban penipuan. Tersangka diringkus di kediamannya saat mengenakan baju TNI AL lengkap atribut pangkat Sersan Satu (Sertu).
Kapolsek Bungah, Ajun Komisaris Polisi (AKP) Ahmad Said mengatakan, pihaknya mendapat laporan dari korban yang seorang perawat berinisial PPT (27), warga Desa Sukowati Kecamatan Bungah.
Rencananya, tersangka dan akan korban akan melangsungkan pernikahan dua hari kedepan.
"Saat ditangkap tersangka sempat mengelak. Tersangka juga tidak bisa menunjukkan kartu anggota (KTA), dan akhirnya mengaku kalau dia hanya warga sipil," terang AKP Ahmad Said, Kamis (16/2/2017).
Said menjelaskan hasil pemeriksaann diketahui tersangka membawa kabur uang korban sebesar Rp 30.000.000.
Tidak hanya itu, tersangka juga meminjam BPKB motor korban yang digadaikan dan sampai saat ini belum diketahui keberadaannya.
Penyamaran TNI gadungan ini terbongkar setelah pihak keluarga korban curiga, gelagat tersangka saat ditanya seputar kedinasan selalu menjawab berbelit-belit.
Menjelang pernikahan korban tersangka juga sulit dihubungi.
Pihak keluarga korban kemudian mendatangi Kesatuan Brigif 1 Marinir Karang Pilang Surabaya.
Namun, saat dikroscek tidak ada anggota Marinir yang bernama Hijrah Rahmatullah.
Sadar bahwa calon suaminya ternayat penipu dan TNI abal-abal, korban akhirnya melaporkan kejadian ini ke polisi.
"Dari hasil pemeriksaan sementara, tersangka merupakan sekuriti di rumah makan di Surabaya. Tersangka juga sudah beristri dan mempunyai dua anak," ujarnya.
Dia menjelaskan modus tersangka yakni berpura-pura menjadi anggota TNI. Tersangka mengenal korban dari sebuah jejaring pertemanan Wechat.
Tersangka lalu bertemu bersama korban di sebuah rumah sakit swasta di daerah Jemursari Surabaya pada Desember 2014 lalu.
Dirasa cocok, korban mengenalkan tersangka ke orang tua dan memutuskan akan menggelar pernikahan pada Sabtu (19/2/2017) pekan depan.
"Selama menjalin hubungan tersangka sering meminta uang ke korban, pertama tersangka minta uang sebesar Rp 25.000.000 dan Rp 10.000.000. Alasan tersangka meminjam uang dan akan dikembalikan," pungkasnya.
Sedangkan tersangka Hendra mengaku diajak bertemu keluarga korban saat memakai baju dinas marinir dari almarhum ayahnya.
"Niatnya serius ingin menikahi dia (Korban, Red). Soalnya, Saya juga sudah pisah ranjang dengan isrtri," dalih tersangka kepada polisi Penyidik Unit Reskrim Polsek Bungah.