News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah: Kunci Peradaban Indonesia, yakni Pendidikan

Editor: Sugiyarto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Azyumardi Azra

Laporan wartawan tribunkaltim.co, Christoper D

TRIBUNNEWS.COM, SAMARINDA - Bunga Bangsa Society menggelar diskusi publik bersama guru besar Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Prof Azyumardi Azra, dengan pokok diskusi membangun peradaban Indonesia dari perspektif pendidikan.

Diskusi yang diselenggarakan di ruang melati hotel Mesra Samarinda itu, dihadiri oleh ratusan warga dari berbagai macam eleman, mulai dari akademisi, lembaga swadaya masyarakat hingga mahasiswa.

Dalam pemaparannya, dirinya membuka dengan potensi besar Asia untuk kembali menjadi peradaban dunia, berbagai indikator mendukung hal tersebut.

Sementara USA dan Eropa mengalami "kemunduran", bahkan terjadi krisis ekonomi yang berkelanjutan.

Pada saat yang sama, sejumlah negara Asia mulai bangkit, mulai dari China, India, Taiwan, Iran, Singapura, Thailand, Malaysia dan Indonesia.

"Kemajuan ekonomi yang cukup fenomenal, mendorong peningkatan kualitas pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi," tuturnya, Sabtu (18/2/2017).

Peradaban Indonesia pun bisa dimulai dengan terciptanya kerukunan sosial, melalui toleransi, kebangkitan peradaban sosial dapat menciptakan peradaban Indonesia.

"Kalau tidak ada toleransi, semua mau menang sendiri, maka akan terjadi kegaduhan sosial, terlebih bercampur dengan politik. Kalau terjadi kekacauan, kita tidak dapat ibadah," ungkap guru besar Sejarah, Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah tersebut.

Lanjut dia menjelaskan, pendidikan menjadi syarat mutlak bagi kebangkitan peradaban, termasuk Indonesia.

Untuk dapat menjadi tulang punggung kebangkitan peradaban, pendidikan Indonesia bukan hanya harus mencapai pemerataan, namun juga harus semakin berkualitas, sejak tingkat dasar hingga pendidikan tinggi.

"Kuncinya ya pendidikan, tapi kurikulum kita harus lebih sedarhana. Sekolah maupun kampus bukan lagi jadi tempat yang menyenangkan, tapi jadi tempat penyiksaan, makanya banyak siswa kita yang tawuran. Kuncinya ya pendidikan, pendidikan dan pendidikan," ungkapnya. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini