Saya tanya lagi untuk apa bukankah semua barang sudah diperiksa?
Kata dia di dalam ruangan akan dia jelaskan apa alasan kenapa saya diperiksa.
Benar-benar saya semakin tidak nyaman. Seperti saya ini seorang pelaku kriminal saja.
Sampai di dalam ruangan kecil itu. Saya tanya katanya mau menjelaskan apa alasan saya diperlakukan seperti ini. Dia tidak menjawab. Dia hanya bilang nanti saya jelaskan.
Dengan sangat tidak sopan dia meminta saya melepas semua pakaian saya. Sorot mata dan ucapannya benar-benar membuat saya hampir kehabisan kesabaran. Saya ingin sekali memukul wajahnya.
Ya saya betul-betul telanjang, tidak berpakaian. Saya tidak percaya peristiwa ini. Ya saya hanya berusaha kooperatif. Semua pakaian saya, diperiksa, bahkan bagian bagian tubuh saya ditekan tekan. Tanpa permisi, tanpa minta maaf. Benar-benar ini keterlaluan buat saya
dan tetap saja tidak ada penjelasan untuk apa semua ini mereka lakukan.
Terahir saya tanya lagi, dan menagih dia untuk menjelaskan. Namun apa jawabannya?
Dia hanya bilang saya akan bikinkan berita acara pemeriksaannya. Ah. Saya hanya beristigfar saja.
Surat dia buat, tetap tidak ada penjelasan apapun di surat yang saya bacaa, hanya surat tentang telah dilakukan pemeriksaan dengan hasil CLEAR.
Setelah selesai, diberi saya salinan suratnya, tanpa ada permintaan maaf keluar dari lisannya yang telah menghancurkan privasi saya. Dengan hati yang sangat tidak nyaman saya meninggalkan bandara.
Saya baca di surat itu ternyata nama pengawai tersebut adalah DEVO RADIKA TRIJAYA.
Saya berharap kepada siapa pun yang membaca tulisan ini, bisa meneruskan. Semoga ada pimpinan BEA CUKAI agar bisa membina pengawainya agar tidak bersikap seenaknya, paling tidak kalau memang mau melaksanakan tugas, tetap ada sopan santun.
Meski anda curiga saya ini seorang penjahat sekali pun, rasanya tidak seharusnya memperlakukan manusia dengan cara seperti ini.
Semoga sahabat lain tidak ada lagi yang mengalami seperti apa yang terjadi pada saya.