Dia menerima sumbangan 4 ekor kambing untuk pesantrennya dari pelanggan yang pernah dia antar.
Karena itu, dia mengaku keputusannya bergabung dengan GoJek merupakan berkah untuk dirinya maupun pondok pesantren yang dia bina.
Beberapa waktu lalu, Endang masih bekerja sebagai teknisi di bidang kelistrikan selain menerima order pelanggan GoJek.
Namun kini dia memutuskan untuk fokus di GoJek karena lebih fleksibel dalam hal jam kerja.
Kondisi itu dianggap sebagai keuntungan karena Endang bisa lebih leluasa mengurus pondok pesantren yang dia dirikan.
Saat ini, pondok pesantren itu sudah memiliki 120 santri dengan usia antara 9 hingga 20 tahun.
Bahkan ada beberapa santri yang berasal dari Surabaya, Jawa Timur, Sumatera, dan Kalimantan, berkat informasi dari mulut ke mulut.
Pesantren itu pun sudah mampu melahirkan 10 orang penghapal Al-Quran atau hafiz.
"Enam orang yang masih ada di pesantren, karena aturannya mereka harus membantu santri lain selama tiga bulan, baru bisa dapat ijazah," kata Endang.
Sebagai ddriver GoJek dia pun memberikan ‘keistimewaan’ bagi anak-anak rekannya sesama driver yang telah meninggal dunia saat bertugas.
Anak-anak driver GoJek akan diberikan beasiswa penuh selama menempuh pendidikan di Pondok Pesantren Nurul Iman.
"Kami selalu terbuka untuk mereka (anak-anak driver GoJek yang meninggal dunia), yang penting mereka cukup belajar dengan baik saja," tutup Endang.