TRIBUNNEWS.COM, BALI - Saat sore menjelang, seluruh warga Desa Bengkala, Bali berkumpul di depan kantor kepala desa.
Seluruh warga yang berkumpul, bertujuan untuk melaksanakan persembayangan pengerupukan dan tradisi Mejuk-Jukan.
Mejuk-jukan berasal dari bahasa Bali, yang berarti menangkap.
Pada tradisi Mejuk-jukan ini, para pemuda akan menangkap lima gadis yang secara simbolis ternobatkan sebagai Ratu Bengkala.
Setelah persembahyangan selesai, pemuda yang telah mendapatkan mandat sebagai tukang juk atau tukang tangkap telah memiliki nominasi gadis yang akan ditangkap.
Tukang juk akan berkeliling untuk menemukan dan menangkap seorang gadis.
Tradisi ini merupakan wujud implementasi penghargaan terhadap kaum perempuan di Desa Bengkala.
Setelah pelaksanaan tradisi Mejuk-jukan dilanjutkan dengan parade Ogoh-Ogoh mengelilingi Desa Bengkala, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng.