Laporan Wartawan Tribun Jateng, Khoirul Muzakki
TRIBUNNEWS.COM, CILACAP - Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama Cilacap, Taufiq Hidayatulloh, menyebut kelompok radikal menjadikan Cilacap sebagai basisnya.
Menurut dia Cilacap dinilai memiliki geografi yang luas dengan jumlah penduduk yang banyak sehingga strategis untuk pengembangan ideologi radikal.
Cilacap juga memiliki jalur-jalur rahasia yang mudah untuk keluar masuk dari daerah lain tanpa pengawasan aparat, baik melalui laut, hutan dan gunung yang luas, serta jalur segara anakan yang nyaris tanpa pengawasan.
"Cilacap juga menarik bagi mereka karena lokasinya yang sangat dekat dengan Nusakambangan, pusat pembuangan, napi teroris dan narkoba, sehingga selalu dipantau media massa nasional, bahkan internasional," ujar Taufiq, Minggu (2/4/2014).
Baca: Spanduk Dukungan Khilafah Beredar, Begini Reaksi FKUB Cilacap
Baca: Para Pelajar di Cilacap Dicekoki Paham Radikal, Ingin Ganti Pancasila
Buron teroris internasional Nurdin M Top dulu begitu nyaman bersembunyi di Cilacap serta dapat hidup berumah tangga dan beranak selama empat tahun di Desa Pasuruhan, Kecamatam Binangun.
Di sisi lain, kata Taufiq, keberadaan napi teroris di Lapas Nusakambangan juga menjadikan Cilacap sebagai destinasi wisata radikalisme kelompok radikal yang hendak membesuk tokoh panutan mereka.
"Dari proses itulah, mereka kemudian melakukan penyebaran aliran kepada masyarakat yang berada di lingkungan mereka," ia menambahkan.,
Taufiq melihat, kelompok keagamaan radikal di Cilacap terus berkonsolidasi melalui pengajian majelis taklim, masjid, musala, sekolah, dan pesantren mereka.
Konsentrasi kelompok itu di antaranya berada di Kecamatan Binangun, Nusawungu, Kroya, Cilacap Selatan, Kampung Laut, dan Bantarsari.
"Cita-cita mereka hanya satu, mengganti Pancasila dengan Islam sebagai dasar negara," ia menegaskan.