Laporan Wartawan Surya Fatkul Alamy
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Warga Surabaya menolak rencana kedatangan Rizieq Shihab untuk mengisi pengajian di Masjid Ampel, Selasa (11/4/2017) malam.
Penolakan tersebut disampaikan warga yang tergabung dalam Solidaritas Aktivis Surabaya (SAS) dengan menggelar demo ke Mapolsek Semampir, Jumat (7/4/2017).
Puluhan massa SAS menjadi datangi Mapolsek Semampir untuk meminta supaya kegiatan yang bakal di hadiri Rizieq Shihab tidak mendapat izin.
Mereka menilai, Rizieq Shihab menyebarkan paham radikal yang bisa mengganggu ketentraman dan kemanan warga Surabaya.
Dalam aksinya, massa membawa poster dengan tulisan 'Kerukunan Umat Beragama di Surabaya Sudah Kondusif Mohon Jangan Dipecah Belah', 'Ampel Adalah Kawasan Religi Umat Islam Jangan Dikotori Dengan Faham Radikal', Tolak Segala Bentuk Radikalisme', dan poster lainya.
"Suasana Surabaya sudah aman dan kondusif. Kedatangan Rizieq bisa membuat Surabaya tidak kondusif. Jangan sampai kedatangan Rizieq menimbulkan perpecahan bagi warga Surabaya dengan paham radikal," sebut Udin Sakera, korlap aksi di Mapolsek Semampir Surabaya, Jumat (7/4/2017).
Aksi yang dilakukan, kata Udin, demi menjaga ketentraman dan keamanan Surabaya. Kondisi Surabaya plural, humanis dan kebhinekaan. Perbedaan merupakan sesuatu yang biasa. Jangan sampai perbedaan ini kacau akibat pengaruh radikalisme dari Rizieq Shihab.
"Masjid dan Makam Ampel merupakan tempat yang sakral dan religius dan banyak dikunjungi warga. Jangan sampai terpengaruh dengan paham Radikal dari Habib Rizieq," ucap Udin.
Kendati demikian, Udin mengaku dirinya tidak bisa melarang Rizieq datang ke Surabaya. Yeng memiliki hak memberi izin salah polisi. Sehingga dirinya dan warga lainnya meminta supaya polisi tidak mengeluarkan izi kegiatan di Masjid Ampel yang dihadiri Rizieq Shihab.