Laporan Wartawan Tribun Timur, Fahrizal Syam
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Ulama India Dr Zakir Naik berceramah tentang Alquran dan pengetahuan ilmiah di Baruga AP Pettarani, Universitas Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (10/4/2017).
Ribuan orang memenuhi gedung, tapi tak sedikit pengunjung yang terpaksa harus menyaksikan acara Naik dari layar lebar yang dibentangkan di luar gedung.
Usai memberikan ceramah Naik membuka sesi tanya jawab kepada peserta. Ia mengutamakan peserta non-Muslim yang ingin bertanya kepadanya.
Seorang peserta asal Myanmar maju dan bertanya kepada Naik. Pria yang tak diketahui namanya tersebut mengakui murtad dan telah meninggalkan Islam.
Sementara ia bertanya Naik mendebatnya karena memutuskan meninggalkan Islam. Naik menyebut pria tersebut sangat memalukan karena mengungkapkan dirinya murtad.
"Di India kaum Muslim monirotas, tapi sangat memalukan jika bertanya di depan mik lalu mengatakan saya murtad. Toleransi jenis apa ini seorang dengan berani mengatakan saya murtad?" sindir Naik.
Naik mengatakan pria yang menyebut dirinya sedang mempelajari politik tersebut sangatlah memalukan.
"Sama seperti ketika anak Anda meminta izin menggunakan narkoba, atau seseorang ingin lompat dari atas gedung. Apakah ketika engkau terpelajar akan membiarkan dia lompat atau pakai narkoba, sementara engkau tahu dia akan mati. Ini sangat memalukan," Naik menegaskan.
Tak Boleh Direkam
Saat berceramah Naik menjadi objek sorotan kamera wartawan dan pengunjung yang mendengarkan ceramahnya.
Tapi tak semua orang seenaknya merekam ceramah Naik, apalagi dengan menggunakan telepon seluler. Mengapa demikian ketatnya?
Berdasarkan cerita Ippho Santosa, orang yang menemani Naik di Indonesia, pendakwah satu ini dikenal sangat rinci soal penampilannya terutama pengeras suara dan sorot kamera.
Naik tak segan mendatangi ruang rekaman untuk memastikan semuanya berjalan sesuai keinginannya.