News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

KASAD Ingatkan Bahaya Ancaman Proxy War

Penulis: Fahrizal Syam
Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Mulyono

Laporan Wartawan Tribun Timur Fahrizal Syam

TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Kodam VII/Wirabuana resmi berganti nama menjadi Kodam XIV Hasanuddin, Selasa (12/4/2017).

Pergantian nama ini diresmikan oleh Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Mulyono di Lapangan Karebosi Makassar, Sulawesi Selatan.

KASAD dalam sambutannya mengatakan perubahan nama Kodam VII Wirabuana menjadi Kodam XiV Hasanuddin ini merupakan bagian dari program penataan organisasi TNl AD sesuai dengan Rencana Strategis 2015-2019.

"Tujuannya untuk lebih mengoptimaikan pelaksanaan tugas, peran dan fungsinya dalam menegakkan kedaulatan negara dan menjaga keutuhan wilayah NKRI ditengah-tengah tantangan yang semakin berat dan ancaman yang semakin kompleks serta multidimensional," kata dia.

Ia menjelaskan, menyikapi perkembangan dan dinamika situasi saat ini, dalam berbagai kesempatan, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo telah mengingatkan bangsa Indonesia akan ancaman nyata yang sedang dan akan dihadapi yang lebih dikenal dengan proxy war.

"Ancaman perang proxy ini begitu sulitnya dideteksi karena kita tidak berhadapan Iangsung dengan negara yang melancarkan perang terhadap kita, baik state actor dengan kekuatan kecil maupun non state actor yang berasal dari luar maupun dalam negeri Indonesia sendiri," ujarnya.

"Kita harus mau secara jujur mengakui bahwa realitas kehidupan yang terjadi disekitar kita dewasa ini menunjukkan kecenderungan bahwa kita telah semakin terbawa oIeh arus kepentingan pihak yang melancarkan proxy war terhadap Indonesia," tambahnya.

Menurutnya, penguasaan media massa untuk melakukan pembentukan opini, menciptakan rekayasa sosial dengan tujuan membuat kegaduhan masyarakat, telah semakin tedIihat dan dirasakan dampaknya.

Di sisi yang Iain, heterogenitas masyarakat Indonesia juga terus diaduk-aduk dengan berbagai isu yang berpotensi memecah belah kebhinekaan dalam persatuan.

"Pada waktu yang bersamaan, generasi muda Indonesia dihancurkan meIaIui berbagai budaya negatif, seperti budaya konsumtif, hedonisme, judi onIine, seks bebas, peredaran narkoba dan gerakan lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT)," kata Jenderal Bintang Empat ini.

Oleh karena itu, ia berharap pondasi bangunan ketahanan nasional dalam rangka menghadapi proxy war itu harus dijaga melalui penanaman dan penguatan kembali nilai-nilai luhur Pancasila yang merupakan falsafah hidup bangsa.

"Menjawab tantangan tersebut, maka kita perlu melaksanakan penguatan sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara, dengan berpedoman erat pada Konsensus Nasional Kehidupan Berbangsa dan Bemegara, yaitu Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini