Laporan Wartawan Tribun Jateng, Yayan Isro' Roziki
TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Ketua Fraksi Nasdem, Superiyanto, mengatakan penyegelan ruangan pimpinan dewan merupakan akumulasi dari kekecewaan anggota.
Para anggota menilai, selama ini pimpinan telah bersikap inkonsisten lantaran tak jadi menggelar pemilihan guna perombakan komisi dan alat kelengkapan (Alkap) dewan, sesuai undangan yang telah dibagikan sehari sebelumnya.
Menurut dia, sikap inkonsisten pimpinan menunjukkan bahwa mereka, -Ketua DPRD dan ketiga wakilnya-, tak becus bekerja, sebagaimana semestinya.
"Anggota sudah siap, pimpinan malah ngumpet, pergi gak jelas ke mana," ucapnya, Kamiss (13/4).
Padahal, sambung dia, semua persyaratan untuk pelaksanaan agenda pemilihan guna perombakan komisi dan alat kelengkapan telah terpenuhi.
Bahkan, mayoritas anggota juga telah hadir memenuhi undangan pimpinan.
"Kami segel ruangan ini, agar pimpinan tak masuk ruangan sebelum melaksanakan kewajibannya, memfasilitasi pemilihan guna perombakan komisi dan Alkap," tegasnya.
Menurut dia, dengan tak segera dilakukannya perombakan komisi dan Alkap, maka secara otomatis aktivitas legislatif akan lumpuh.
Ditambahkan, lumpuhnya aktivitas di DPRD Kudus, tentu akan berimbaas terhadap roda pemerintahan di Kudus secara keseluruhan.
"Sebab, nanti DPRD juga tak bisa melakukan pembahasan APBD maupun kerja-kerja legislasi lainnya," imbuhnya.
Sebelumnya diberitakan, puluhan anggota DPRD Kudus, yang tergabung dalam koalisi Amanah, menyegel ruang pimpinan dewan Kota Kretek, Kamis (13/4) sore.
Penyegelan ini merupakan puncak kekesalan anggota, lantaran pimpinan tak kunjung menggelar agenda pemilihan untuk perombakan komposisi komisi dan juga alat kelengkapan (Alkap) dewan.
"Hari ini rencanya agenda pemilihan, tapi ternyata dibatalkan tanpa alasan yang jelas," ucap Ketua Fraksi Hanura - Demokrat (FHD) Sakdiyanto.
Padahal, disampaikan, pimpinan dewan seelumnya telah mengagendakan pemilihan guna perombakan komisi dan Alkap, pada Kamis (13/4) pukul 12.00.
Menurut dia, undangan diterima oleh anggota pada Rabu (12/4) kemarin.
"Undangan ditandatangani Ketua DPRD Kudus, anggota pun sudah siap, tapi ditunggu sampai sore gak ada kejelasan."
"Pimpinan membatalkan apa yang telah diagendakannya sendiri, tanpa kejelasan. Jadi, aksi penyegelan ini merupakan puncak kekesalan dari anggota," tegas politisis Partai Hanura ini.
Jauh hari sebelumnya, mayoritas anggota legislatif Kota Kretek, -28 orang dari 45 anggota-, yang tergabung dalam koalisi Amanah, telah menyatakan mosi tak percaya terhadap pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) Kudus.
Langkah ini buntut dari mandeknya perombakan komisi dan alat kelengkapan (Alkap) DPRD Kudus. (*)