Camat Katibung, Hendra Jaya, mengatakan, Beti dan suaminya baru sekitar dua bulan tinggal di Dusun Rangai Barat. Keduanya warga pindahan dari Padang Cermin, Pesawaran.
Sang suami sehari-hari berprofesi sebagai nelayan. Selama dua bulan pindah dan tinggal di Dusun Rangai Barat, kata Hendra, menurut penuturan warga, Beti merupakan sosok pendiam.
"Pelaku dikenal para tetangganya merupakan pribadi pendiam. Selama ini tidak pernah ada pertengkaran antara pelaku dengan suaminya. Karena itu, warga kaget atas peristiwa ini," ungkap Hendra.
Hermanto, Ketua RT 002 0011 Rangai Barat, mengatakan, orang pertama yang mengetahui kejadian itu adalah keponakannya, Nurlela.
Dari informasi yang diterima Hermanto, saat kejadian Andrianto sedang berada di luar rumah bersama sepupunya. Ketika sedang mengobrol, terdengar suara jeritan Beti dari dalam rumah.
"Dia (Andrianto) tahunya setelah Beti berteriak. Bahasanya (teriakan) angong, seperti orang bingung," kata Hermanto.
Andrianto langsung masuk ke dalam rumah, lalu berteriak histeris. Selanjutnya warga sekitar langsung kumpul dan datang ke rumah Andrianto.
"Saat itu juga bayi itu dibawa ke bidan menggunakan motor. Kita sudah cari mobil tidak ada, keadaan darurat terpaksa naik motor," ujarnya.(dedi sutomo)