Laporan Wartawan Tribun Kaltim Muhammad Arfan
TRIBUNNEWS.COM, KALIMANTAN UTARA - Subsidi ongkos angkut (SOA) penerbangan perintis di Kalimantan Utara telah beroperasi baik yang diselenggarakan oleh APBN, APBD Kalimantan Utara, maupun APBD Malinau dan APBD Nunukan.
Namun demikian, Andi Nasuha Kepala Bidang Perhubungan Udara Dinas Perhubungan Kalimantan Utara membenarkan terkadang ada masyarakat butuh layanan penerbangan mendadak dikarenakan kondisi darurat, semisal perlu penanganan medis yang intensif.
"Dalam kondisi darurat karena sakit, masyarakat tentu butuh penanganan cepat. Mereka biasa dirujuk ke rumah sakit seperti di Tarakan atau di ibukota kabupaten pakai jasa transportasi udara, tetapi carter," kata Andi Nasuha, Selasa (18/4/2017) pukul 14.50 saat dikonfirmasi Tribun.
Biaya yang dikeluarkan untuk carter pesawat maskapai komersil terbilang mahal sehingga menyulitkan masyarakat sebab selain harus merogoh pengeluaran biaya carter juga terhadap biaya pengobatan di rumah sakit.
Dalam kondisi ini kata Andi, masyarakat disarankan memakai jasa penerbangan carter milik maskapai MAF karena maskapai ini konsen melayani misi-misi kemanusiaan.
"Tarifnya lebih murah dibandingkan pesawat komersil. Jumlah yang beroperasi di Kalimantan Utara ada banyak, lebih dari satu. Saya lupa jumlah persisnya," katanya.
Pemprov Kalimantan Utara klaim Andi sudah mengupayakan pula agar pasien yang memerlukan penanganan segera bisa terangkut pesawat tanpa bergantung pada pesawat lain yang notabene tengah beroperasi melayani penumpang.
Gubernur Kalimantan Utara Irianto Lambrie sebutnya sudah memasukkan permohonan kepada Kementerian Perhubungan RI agar bisa menghibahkan dua unit pesawat kepada Kalimantan Utara bagi keperluan masyarakat di perbatasan.
Hanya saja permintaan tersebut belum dipenuhi.
"Usulan itu belum dikabulkan. Akan tetapi diganti menjadi penambahan jadwal penerbangan perintis yang disubsidi APBN," ujarnya.
Adapun maskapai MAF tutur Andi telah menyatakan komitmen membantu masyarakat perbatasan dan pedalaman yang memerlukan layanan darurat.
Maskapai yang fokus pada misi kemanusian ini dinyatakan siap menerbangkan pasien menuju rumah sakit di ibukota-ibukota kabupaten di Kalimantan Utara.
Termasuk pula kesiapan MAF mengangkut pasien rujukan dari rumah sakit di daerah-daerah di Kalimantan Utara menuju Balikpapan dan Samarinda di Kalimantan Timur.
"MAF kemarin meminta difasilitasi supaya bisa mendarat di Balikpapan dan Samarinda. Pak Sekprov sudah bersurat ke Kementerian Perhubungan untuk meminta pembukaan slot penerbangan supaya MAF bisa mendarat di Balikpapan dan Samarinda saat mengantar pasien. Sekarang sedang proses," ujarnya.
Opsi lainnya, pasien kata Andi dapat pula menggunakan pesawat yang ongkosnya disubsidi pemerintah.
Ia menegaskan, pesawat yang biasa dipakai mengangkut penumpang dapat dipakai mengevakuasi pasien jika sewaktu-sewaktu dibutuhkan.
"Kalau darurat, pesawat yang disubsidi itu bisa dipakai. Itu fleksibel saja. Tidak mutlak penumpang," ujarnya. (Wil)