"Saya mulai emosi saat dia (Muhtar Tompo) bicara kotor bilang saya jin, disitu mulai ribut," kata Syamsuddin.
Dia juga membantah melakukan penyerangan terhadap Muhtar Tompo.
"Saya tidak tendang tapi kalau dia mengaku menendang mungkin saja karena saya di atas batu tadi," tutur Syamsuddin.
Insiden keributan itu sempat menarik perhatian pengantar jenazah Karaeng Sewang sapaan Supomo Guntur.
Pemakaman Supomo dihadiri sejumlah pejabat di antaranya nggota DPR RI Aliyah Mustika Ilham, Wali Kota Makassar Moh Ramdhani Pomanto, Bupati Bantaeng Nurdin Abdullah dan Wakil Bupati Jeneponto Mulyadi Mustamu.
Ketua DPRD Jeneoponto Muh Kasmin Makkamula saat dikonfirmasi mengaku tidak tahu menahu soal keributan tersebut.
Namun ia menduga keributan keduanya terjadi karena sebelumnya membahas soal proyek bendungan Kareloe.
Syamsuddin Karlos yang dikonfirmasi membenarkan hal itu. Menurutnya, insiden itu dipicu perdebatan soal pembangunan Bendungan Kareloe.
"Bukan insiden itu, itu cuma perdebatan soal Kareloe, bukan insiden tapi debat," ujarnya. (Tribun Timur/mus/wly)