Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Damanhuri
TRIBUNNEWS.COM, CIBINONG - Boleh juga Iman Sukarya Sarkowi. Ia seorang diri berunjukrasa sambil membawa pelantang di gerbang masuk Pemerintahan Kabupaten Bogor.
Sambil mengenankan ikat khas Sunda, Iman berorasi lantang menolak pemberlakuan sistem satu arah di kawasan Puncak, Jawa Barat, Jumat (28/4/2017).
"Saya ke sini menyampaikan saja agar tidak ricuh dan berlangsung istikamah," ungkap Iman, penggagas Gerakan Masyarakat Puncak Bogor dengan mengendarai minibus biru.
Minibus bernomor polisi F 1470 BK ini ia tempeli kertas karton yang intinya menolak sistem satu jalur di kawasan puncak Kabupaten Bogor.
"Yang khawatir penutupan jalan itu polisi. Kami juga akan membuat petisi dengan mengumpulkan tanda-tangan dari warga puncak mulai besok," Iman menegaskan.
Apa yang dilakukannya, kata Iman, sebagai bentuk protes warga yang menolak pemberlakukan sistem satu arah. Ia mendesak pemangku kepentingan mencari solusi agar sistem satu arah tak diberlakukan.
Menurut dia sistem satu arah yang diberlakukan kepolisian bukan solusi memecah kemacetan di jalur wisata tersebut. Sistem tersebut sangat merugikan warga di sana karena berlangsung lama.
"Dulu kami mendukung sistem one way karena waktunya tidak terlalu lama hanya satu jam. Kalau sekarang bisa sampai tiga jam," teriak Iman.