Akibat kejadian tersebut, Septiari, bayi satu-satunya Sumini mengalami luka parah pada bagian wajah, kening bagian kanan dan luka serius di bagian kepala sehingga Ia harus dilakukan tindakan operasi.
Pantauan Tribun Bali, sejak di IGD RSUP Sanglah, Denpasar, Septiari tak kunjung sadar dan detak jantung Septiari diketahui tidak normal sehingga pihak rumah sakit pun kesulitan dalam melakukan tindakan operasi secara medis.
Sampai akhirnya, Septiari menghembuskan napas terakhir, Minggu (7/5/2017) kemarin, pukul 18.15 Wita.
Wayan Kerti (40), salah satu keluarga mengatakan, pihak rumah sakit tidak bisa menjalankan tindakan operasi, karena Septiari tidak juga sadar dan detak jantungnya pun masih naik turun,
Wayan pun melanjutkan, dari keterangan Dokter, normal detak jantung bayi harus 36 permenit baru bisa dilakukan tindakan operasi," imbuhnya, saat ditemui di IGD RSUP Sanglah, Denpasar, kemarin.
Sementara itu, terkait identitas penabrak.
Wayan Kerti, mengaku tidak tahu nomor plat kendaraan truk yang menabrak sehingga pihak mereka kesulitan untuk melaporkan insiden nahas itu ke polisi.
"Truk yang menabrak langsung kabur, mungkin Dia tau, kalau yang ditabrak itu bayi sehingga dia langsung kabur, "kata Wayan Kerti.
"Gak punya hati Dia, mudah-mudahan dia mendapatkan balasan yang setimpal," katanya.