TRIBUNNEWS.COM, NEGARA - Musibah kembali terjadi di lintas penyeberangan Ketapang-Gilimanuk atau Selat Bali.
Setelah KMP Jambo IX yang nyaris tenggelam pada Rabu (10/5/2017) lantaran mengalami permasalahan pada kemudi, Minggu (14/5/2017) kembali terjadi kecelakaan antara Kapal Motor Penumpang (KMP) Tunu Pratama Jaya dengan Munic VII.
Meskipun tak ada korban jiwa, namun pelayanan jasa penyeberangan di Selat Bali sempat terganggu hingga 12 jam akibat peristiwa ini.
Pantauan Tribun Bali, Senin (15/5/2017), kedua KMP yang terlibat kecelakaan ini masih terparkir di dermaga Landing Craft Machine (LCM) Pelabuhan Penyeberangan Gilimanuk hingga sore sekitar pukul 17.00 Wita.
Akibatnya, dari tiga dermaga (Pelengsengan) yang ada, hanya satu dermaga yang bisa melayani penyeberangan melalui dermaga LCM Pelabuhan Penyeberangan Gilimanuk.
Baca: Harga Satu Keping e-KTP Rp 7.500 Tapi Kemendagri Bayar Rp 16.000
Kondisi ini tak ayal membuat arus penyeberangan di Selat Bali terhambat.
"Tadi menyeberangnya sampai empat jam lamanya, biasanya juga paling satu jam. Sampai-sampai saya telat masuk kantor gara-gara penyeberangan macet. Ternyata ada kapal yang tabrakan dan dipinggirkan di LCM," keluh Hendro, seorang pengguna jasa penyeberangan di Selat Bali ketika ditemui Senin kemarin.
Kepala Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Klas III Gilimanuk atau Syahbandar Gilimanuk, I Made Astika, membenarkan adanya kecelakaan kapal yang terjadi di Selat Bali tersebut.
Menurutnya, kecelakaan antara KMP Tunu Pratama Jaya dengan KMP Munic VII ini terjadi sekitar pukul 21.45 WIB.
Saat itu, KMP Tunu Pratama Jaya yang dinakhodai oleh M Pandu K tengah berlayar dari Pelabuhan Penyeberangan Ketapang menuju Pelabuhan Penyeberangan Gilimanuk.
Sedangkan KMP Munic VII yang dinakhodai oleh Duajah Wiraputra berlayar dari arah sebaliknya.
Ketika sampai di pertengahan Selat Bali, tepatnya di dekat lampu mercu suar merah dekat dermaga LCM Gilimanuk, kedua kapal sempat "bersenggolan" antar-bagian depan sebelum akhirnya terlepas kembali.
Baca: Polisi Menduga Dosen ITB Tewas karena Bakar Diri dan Lompat ke Jurang
Diduga ini terjadi karena kedua nakhoda kurang hati-hati saat mengemudikan kapalnya.