TRIBUNNEWS.COM, BLORA - Ibu Andung Panji Tisna, Sulastri langsung mendatangi seorang paranormal usai mendengar pengalaman mistis yang dialami anaknya.
Andung, Warga desa Tambaksari RT 02 / RW 03, Kecamatan Blora, pada Minggu (21/5/2017), bersama mobilnya terperosok masuk kebun jati setelah mengantarkan beberapa penumpang misterius.
Kepada Tribun Jateng yang menyambangi rumahnya, Kamis (25/5/2017), Sulastri mengatakan, berdasarkan penuturan 'orang pintar' tersebut, Andung memang sedang dikerjai oleh makhluk dari dunia lain, yang selama ini menjadi penunggu di bagian belakang gudang rosok milik anaknya di Blingi.
"Makhluk halus di belakang gudang itu tak terima, karena telah disiram air aki oleh anak saya, pada Sabtu (20/5) sore itu. Tak biasanya memang Andung membuang air aki di tempat tersebut, baru kali itu," tuturnya.
Sementara itu, warga sekitar lokasi, Suyati (48), mengatakan Minggu (21/5) pagi buta itu, ia memang mendengar suara mobil berhenti tak jauh dari rumahnya.
Baca juga: Andung Kaget! Begitu Para Penumpang Tinggi Besar Turun, Ternyata Mobilnya Ada di Tengah Hutan Jati
Kala itu, menurutnya, ia pun mendengar seperti suara orang membuka dan kemudian menutup pintu mobil secara keras.
"Saya dengar, ada mobil berhenti, tapi saya tak keluar rumah. Pagi-pagi, saat keluar rumah ternyata ada kejadian itu, mobil terjebak di tengah kebun jati, orang-orang sudah ramai di lokasi," ujarnya.
Dari pantauan Tribun Jateng, lokasi tempat terjebaknya mobil Andung hampir berada di ujung jalan desa tak beraspal.
Di ujung jalan berukuran sekitar dua meter itu, terdapat jembatan yang terbuat dari besi bekas rel kereta api.
"Di sini, memang sering ada kejadian mistis. Pernah ada orang dari dealer, antar motor ke sini, padahal orang sini tak ada yang beli motor. Karena tak ketemu, ya motor itu akhirnya dibawa balik lagi," ujar Suyati.
Sebelumnya diberitakan, pagi buta, akhir pekan lalu itu, mobil Toyota Kijang, bernomor polisi K 9085 CE, warna biru metalik yang dikendarai Andung, ditemukan terperosok di sebuah kebun jati, yang agak curam, di Desa Kemiri, Kecamatan Jepon.
Mengenakan kaus warna hitam dan celana pendek bermotif kotak-kotak, Andung mulai menceritakan pengalaman yang dialaminya.
Cerita bermula pada Sabtu (20/5/2017) sore, saat Andung mendapat ratusan aki bekas, dari seorang rekan di Desa/Kecamatan Bangle.
Selanjutnya, ratusan aki bekas itu pun dibawa Andung ke gudang rosok miliknya di Dusun Blingi, Desa Sukorejo, Kecamatan Tujungan.
Disampaikan, ia memilih membawa ratusan aki bekas ke gudang di Blingi, lantaran jaraknya yang lebih dekat dari Bangle, -tempat rekan yang memasok ratusan aki tersebut-.
"Aki-aki bekas itu saya timbang di gudang Blingi. Sebelum ditimbang, air yang ada di dalam aki, saya buang semua di belakang gudang yang jauh dari perumahan penduduk," ujarnya.
Usai menimbang aki, ia pun pulang ke rumahnya, lalu mandi. Setelah maghrib, ia pun pergi ke Bangle, untuk menyerahkan uang sisa pembayaran ratusan aki bekas.
"Dari situ, saya kemudian main ke tempat teman saya di Desa/Kecamatan Japah. Pulang dari Japah, sekitar pukul 22.30, saya kemudian mengantar teman pulang ke rumahnya, di sekitaran bekas stasiun lama Blora," tutur anak sulung dari pasangan Slamet Wijiono - Sri Sulastri itu.
Diceritakan lebih lanjut, usai mengantar pulang teman di sekitaran stasiun lama itu lah, ada seseorang yang meminta tumpangan.
Seperti terhipnotis, ia pun segera memberi tumpangan orang tak dikenal tersebut.
"Tak biasanya saya mau menerima tumpangan orang asing, terlebih saat tengah malam, tapi malam itu saya langsung begitu saja memberi tumpangan," cerita Andung.
Menurut dia, dari situ lah pengalaman mistis ia alami. Saat mengantar pria misterius, yang menurutnya berpostur tinggi besar itu, Andung serasa diajak berkeliling hingga wilayah Sidoarjo, Jawa Timur.
"Saya ingat ndak ingat, seperti melintas di sebuah jalan raya yang ada di Sidoarjo. Setelah melewati jalan raya itu, kemudian saya diminta berhenti, untu menaikan lima orang penumang lagi, kesemuanya merupakan teman pria misterius itu," ucapnya.
Disampaikan, keenam penumang itu kemudian meminta diantarkan ke rumah kakek-nenek mereka di Desa Kemiri, Kecamatan Jepon.
Andung pun segera memacu mobil, sesuai petunjuk keenam penumpang itu. Sesampainya di wilayah Desa Kemiri, Andung merasa tetap melalui jalan beraspal yang mulus.
"Ketika sampai di depan sebuah rumah, mereka meminta berhenti. Saya pun kemudian berhenti, dan membukakan pintu mobil, untuk menurunkan mereka."
"Begitu kesemuanya turun, saya pun kembali ke dalam mobil, saat itu lah saya tiba-tiba tersadar, mobil sudah berada di kebun yang penuh dengan pohon-pohon jati, dengan kondisi ban depan pecah, tak jauh di depan mobil juga ada pohon mangga yang berukuran cukup besar," ceritanya.
Di tengah kebingungan, Andung melihat ada rumah penduduk tak jauh dari situ. Ia pun menuju rumah tersebut, menjemput pagi, sembari menenangkan diri. (Tribun Jateng/Yayan Isro Roziki)