News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Cerita Aiptu Alamsyah Koma Dua Minggu Gara-gara Menolong Perempuan Disekap dalam Mobil

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anggota Unit Rekaman Identifikasi (rekiden) SIM Polrestabes Bandung, Aiptu Alamsyah, melayani pengurusan SIM, Senin (12/6/2017). TRIBUN JABAR/ERY CANDRA

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ery Chandra

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Mengharukan mendengar kisah Aiptu Alamsyah. Tangan kiri anggota Unit Rekaman Identifikasi (rekiden) SIM Polrestabes Bandung ini kurang normal.

Keterbatasan fisik tak mengurangi semangat Aiptu Alamsyah dalam menjalankan tugasnya sebagai polisi.

Ayah dua putra itu terus beraktivitas dalam keterbatasannya.

Kelainan pada tangan kiri Alamsyah bukan bawaan sejak lahir.

Kelainan itu adalah dampak musibah yang menimpanya 19 tahun lalu saat menjalankan tugas.

Sisa luka dekat sekitar lehernya juga masih tampak jelas.

Semua itu ia dapatkan ketika mengejar sebuah mobil yang berisi perempuan minta tolong.

"Waktu itu, saya masih menjadi Buser. Ada perempuan minta bantuan karena disekap di dalam mobil," ujarnya di loket layanan SIM Polrestabes Bandung, Senin (12/6/2017).

Alamsyah berusaha mengejar mobil itu menggunakan sepeda motor berkecepatan tinggi.

Anggota Unit Rekaman Identifikasi (rekiden) SIM Polrestabes Bandung, Aiptu Alamsyah. TRIBUN JABAR/ERY CANDRA (Tribun Jabar/Ery Candra)

Motornya justru dipepet mobil yang dikejarnya.

Ia berusaha mengerem tunggangannya tapi motor masih melaju dan menabrak mobil itu.

"Saya langsung terjatuh dan kepala saya masuk ke kaca mobil," kata Alamsyah.

Akibatnya, ia mengaku sempat koma selama dua minggu di rumah sakit.

Baca: Pembunuh Chatarina Ternyata Calon Suaminya, Dia Ditangkap di Kamar Kos Bersama Perempuan

Bahkan sempat dirawat di lima rumah sakit yang berbeda.

"Kembali ke Gusti Allah. Kalau memang belum waktunya, ya belum," ujar pria kelahiran Sekayu, Palembang 46 tahun yang lalu itu.

Bangkit dari koma adalah masa paling tak terlupakan baginya.

Doa dari ibundanya, berperan penting.

"Sewaktu saya tidak sadar, seperti ikatan batin dengan ibu saya. Seperti terdengar ia membisikkan sesuatu ke dekat telinga saya," kata Alamsyah.

Dukungan istri, anak-anak, rekan kerja, dan pimpinannya di Polrestabes Bandung membuat Alamsyah tetap semangat menjalankan tugas.

Selain mengonsumsi obat yang tergolong mahal, fisik kuat juga membantu Alamsyah bertahan hidup setelah mengalami musibah itu.

Ia mengaku tidak merokok dan tak mengkonsumsi minuman keras.

"Saat itu, istri saya menyarankan saat ini untuk meminum minuman herbal. Saya makan nasi sedikit saja. Air putih bagus buat ginjal," katanya.

Hingga saat ini, Alamsyah tetap menjaga kekuatan fisiknya.

Anggota Unit Rekaman Identifikasi (rekiden) SIM Polrestabes Bandung, Aiptu Alamsyah, melayani pengurusan SIM, Senin (12/6/2017). TRIBUN JABAR/ERY CANDRA

Biasanya, saya bersama istri jalan atau jogging beberapa putaran di kawasan Gasibu," ujarnya.

Kecelakaan yang hampir merenggut nyawa tak lantas membuat Alamsyah kapok menjadi polisi.

Sebenarnya, karir sebagai polisi tak mudah mendapat restu dari kedua orang tuanya.

"Orangtua saya pada mulanya kurang setuju tapi seiring waktu mereka bangga sama saya. Waktu pelantikan dulu, mereka datang ke Bandung," katanya.

Alamsyah memiliki dua putra. Putra sulungnya masih kuliah di sebuah perguruan tinggi di Surabaya sedangkan putra bungsunya masih SMP.

Alamsyah memberi kebebasan bagi anaknya untuk memilih karir.

"Yang paling penting adalah menekankan disiplin kepada anak-anak. Mulai dari bangun pagi supaya tidak terlambat jika ke sekolah," ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini