Laporan Wartawan TribunEnrekang.com, Muh Azis Albar
TRIBUNNEWS.COM, ENREKANG- Kepala Puskesmas Enrekang, drg Sry Siswati Zaenal menilai ada beberapa kejanggalan dengan peristiwa 'bayi ajaib' yang lahir dari rahim UR (19) di Dusun Penja, Desa Karuen, Kecamatan Enrekang.
Saat timnya melakukan pemeriksaan dan mengajukan pertanyaan kepada ibu sang bayi justru ayah dari UR, JS, yang lebih banyak memberikan jawaban dan penjelasan terkait kondisi serta kronologi kelahiran sang bayi.
Baca: Heboh Lahir Bayi Ajaib Di Enrekang, Begini Sosok Wanita yang Mengandungnya
"Selain itu, pihak keluarga juga sangat tertutup dan jawaban yang diberikan tidak begitu jelas dan kadang mengambang," kata Sri Siswati Zaenal kepada TribunEnrekang.com, Minggu (2/7/2017).
Dia menjelaskan, UR mengakui pernah mengalami kenaikan berat badan dari 42 Kg ke 47 Kg tapi ia tidak memberikan informasi yang jelas kapan mengalami kenaikan berat badan.
Apalagi ketika diberi vaksin Hepatitis B Nol (HB 0) dan vitamin K, ayahnya menolak dengan alasan bayi tersebut ajaib sehingga tak perlu diberi vaksin dan vitamin.
Baca: Heboh Lahir Bayi Ajaib di Enrekang, Kepala Puskesmas: Hasil Pemeriksaan Bayi Secara Umum Normal
"Jadi kami berikan pernyataan tertulis bahwa menolak diberi vaksin, sebagai bukti bagi kami telah melaksanakan protap," ujar Sri.
Ia juga menegaskan, tidak ada tanda-tanda bayi itu lahir prematur.
Karena sesuai pemeriksaan fisik, payudara sudah mulai padat, ada stretch mark di bagian perut dan juga terdapat darah pada vagina.
Baca: Buat Heboh Warga, Polisi Selidiki Kelahiran Bayi Ajaib di Enrekang
"Jadi intinya, kami sudah memberikan informasi yang jelas tinggal pihak terkait yang tindak lanjuti," tuturnya.
Dia berharap, pihak kepolisian bisa segera mengambil langkah kongkret agar masyarakat bisa mengetahui informasi yang jelas dan faktual.
Berita ini sudah dimuat di Tribuntimur.com dengan judul: Kepala Puskesmas Nilai Ada Kejanggalan pada Keluarga Bayi Ajaib di Enrekang