News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Helikopter Basarnas Jatuh

Nyoto Belum Sempat Belikan Ponsel untuk Ibunya

Editor: Y Gustaman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana haru terlihat saat penyerahan 8 jenazah korban kecelakaan helikopter Basarnas di aula Graha Kriya Akasa Lanumad Ahmad Yani Kota Semarang , Senin (3/7/2017). Isak tangis keluarga, kerabat dan puluhan jurnalis yang meliput ikut mengiringi 8 jenazah yang akan diberangkatkan di kediamannya masing-masing. TRIBUN JATENG/HERMAWAN HANDAKA

Laporan Wartawan Tribun Jateng, Deni Setiawan

TRIBUNNEWS.COM, SALATIGA - Isak tangis pecah setibanya iring-iringan mobil ambulans yang membawa jenazah korban kecelakaan helikopter Dolphin AS 365 N3 di rumah duka Kampung Promasan RT 01/RW 02, Kelurahan Kumpulrejo, Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga, Senin (3/7/2017) sekitar pukul 11.45 WIB.

Nyoto Purwanto (36) anggota Tim Basarnas Jawa Tengah merupakan satu dari delapan korban kecelakaan helikopter di Desa Canggal, Candiroto, Temanggung, Minggu (2/7/2017) sore. 

Baik kerabat kerja, teman sejawat, saudara, maupun tetangga yang melayat ke rumah duka pun seakan masih tidak percaya atas musibah yang dialami Nyoto. Termasuk orangtua, adik, maupun Isti Astuti, istri almarhum.

Isti terus menangis begitu melihat peti jenazah tiba di rumah duka hingga diberangkatkan ke kompleks pemakaman di Tempat Pemakaman Umum Sebayi yang berjarak sekitar 500 meter dari rumah duka.

Termasuk juga sang adik kandung Nyoto, Puji Kusumaningrum, yang mengantarkan jenazah.

Sembari memegang foto almarhum Nyoto, Puji tak kuasa menahan tangis. Baik saat mengantarkan jenazah untuk disalatkan di Musala Al Muttaqin yang berjarak sekitar 50 meter dari rumah duka sekitar pukul 12.30 WIB maupun saat dibawa hingga dimasukkannya jenazah ke liang lahat di TPU Sebayi sekitra pukul 13.30 WIB.

Beberapa kali Puji pun mengusap, mencium, dan memandangi foto kakaknya.

“Hingga saat ini kami masih tidak percaya tetapi bagaimanapun kami harus ikhlas atas kepergiaan anak kami tercinta ini. Semoga dia tenang dan kami yang ditinggalkan pun selalu ikhlas. Dia meninggal khusnul khotimah,” ujar ayah kandung Nyoto, Suparji (65) saat berbincang dengan Tribun Jateng.

Almarhum Nyoto, Minggu (2/7/2017) siang sekitar pukul 13.00 WIB sempat menelepon dirinya dan ingin berbicara dengan ibunya, Kusminingsih.

Itu sudah menjadi kebiasaan Nyoto di saat hendak berangkat melaksanakan tugas kemanusiaan ke mana pun.

“Biasanya langsung telepon ke nomor ponsel ibunya. Tetapi kemarin ponsel ibunya rusak. Dan dalam percakapannya, Nyoto berniat akan membelikan ponsel baru untuk Ibunya seusai bertugas. Dia berjanji akan segera pulang ke rumah setelah selesai tugas pemantauan udara di Kawasan Wisata Dieng,” kata warga Mlangsen Kabupaten Blora itu.

Tak disangka itu adalah percakapan terakhir dirinya, ibunya, dan Nyoto sebelum musibah kecelakaan helikopter di Temanggung. Saat mendengar musibah itu, dirinya pun terkaget, sempat syok karena di dalam rombongan ada anaknya.

“Dia adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Adiknya yang nomor tiga juga menjadi anggota Tim Basarnas Jateng, yakni Jupri Wicaksono. Dia sejak remaja memang suka mengikuti kegiatan sosial kemasyarakatan sehingga kami pun merestui Nyoto untuk bergabung di Basarnas pada 2006 silam. Dia masuk di nomor 11 dari 32 orang yang diterima di Basarnas ketika itu,” ungkap dia.

Budiono (55), ayah mertua Nyoto pun kaget begitu memperoleh kabar duka tersebut.

Dia bersama keluarga memperoleh kabar Nyoto menjadi korban kecelakaan itu melalui siaran televisi pada Minggu (2/7/2017) sekitar pukul 21.00 WIB dan kepastian Nyoto meninggal dunia pada Senin (3/7/2017) sekitar pukul 03.00 WIB.

“Yang membuat kaget kami, setahu kami dia memperoleh tugas kemanusiaan di Brebes hingga Gringsing Batang. Dia sempat pulang ke Salatiga pada Lebaran hari kedua, Senin (26/6/2017), dan pada Selasa (27/6/2017) pagi berangkat ke Brebes. Pamitannya seperti itu dan berjanji akan pulang ke sini setelah tugas selesai,” jelas Budiono.

Keseharian Nyoto tidak pernah neko-neko. Terhadap saudara, orangtua, maupun para tetangga pun sangat akrab. Dia merupakan sosok yang mudah bergaul dan suka bercanda dengan siapapun. Ketika berkumpul bersama keluarga, sering bergurau.

“Pada malam takbir, Sabtu (24/6/2017), dia bersama istri dan anaknya yang berusia 8 tahun (Rifki Pradana Setiawan) ke Blora hingga Minggu (25/6/2017). Lalu Lebaran kedua ke Salatiga. Tidak ada firasat apapun. Setahu kami, sebenarnya Minggu kemarin dia libur dan berencana pulang ke Salatiga. Tetapi ternyata ada tugas mendadak ke Dieng,” terang dia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini