"Saya lihat dua orang yang membonceng tersebut dan berkata 'Pak, bantu ini (menaikkan ke motor). Dia TNI.' begitu dia," ujar Sutama kepada Tribun Bali sambil menirukan ucapan laki-laki tersebut.
Sutama pun kemudian membantu menaikkan korban.
Tapi, ia mengaku tidak tahu dibawa ke mana. Sutama sempat mengarahkan rumah sakit (RS) terdekat kepada dua orang laki-laki serta korban agar segera mendapat penanganan.
"Itu saja yang saya tahu, kejadian persisnya juga tidak tahu," imbuh Sutama.
Korban Yanuar dan Johari kemudian dibawa ke RS Surya Husada di Serangan, Denpasar.
Yanuar yang mengalami luka parah akhirnya meninggal, sedang Johari kemudian dirujuk ke RSUP Sanglah, Denpasar.
"Johari mengalami patah rahang bawah, sudah dilarikan ke rumah sakit. Habis dipukuli, Johari dibuang ke tong sampah," kata kerabat dekat korban yang enggan disebut namanya, saat berada di Mapolsek Kuta Selatan.
Dijemput di Rumah
Kapolsek Kuta Selatan, Kompol Wayan Latra, menyatakan awalnya polisi mengamankan empat orang yang diduga terlibat, termasuk pelaku utama DKDA.
Sedangkan tujuh lainnya diamankan dalam dua tahap, pertama tiga orang kemudian empat orang lagi.
Pengungkapan kasus ini berlangsung cepat setelah seorang anggota Buser Polsek Kuta Selatan menangkap seorang pemuda yang diduga terlibat pengeroyokan di TKP.
Anggota buser menangkap pemuda bernama Revo saat hendak kabur.
Dari keterangan Revo inilah kemudian polisi mengamankan 10 orang lainnya.
Latra pun menyebut DKDA sebagai pelaku utama, sedang 10 lainnya masih dalam pemeriksaan intensif.