TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik dari Indopolitika Institute, Mus S Galih menilai, Pemilihan Gubernur Sumatera Selatan 2018 akan menjadi ulangan pertarungan pada Pilkada sebelumnya antara kubu petahana Alex Noerdin dan Herman Deru.
Galih mengatakan Alex Noerdin sebagai petahana memang tak mungkin ikut serta dalam kontestasi, namun ia memprediksi Alex akan menjaga pengaruhnya agar rencana dan program ideal yang digagasnya dapat terus terlaksana.
Karenanya, Galih meyakini Alex Noerdin menghitung benar siapa figur kuat.
"Bisa saja turunkan Dodi Reza Alex yang baru terpilih sebagai Bupati Muba atau mendorong Syahrial Oesman untuk turun gunung kalahkan Deru, ini karena berdasar rilis survei terkini beberapa lembaga, Syahrial dan Deru merupakan dua calon dengan elektabilitas tertinggi," ungkapnya dalam diskusi "Meneropong Pilkada Sumsel 2018" yang digelar Kaukus Pemerhati Pilkada Serentak Sumsel, di Palembang, Sabtu (15/7/2017) kemarin.
Sejumlah nama, kata dia, muncul jelang Pilgub Sumsel 2018 antara lain Edi Santana, Giri Kiemas, Ishak Mekky, Aswari Riva'i, Sarjan Taher, Susno Duadji, Herman Deru, Iskandar Sahil, Syahrial Oesman tak tertinggal nama putera gubernur petahana Alek Noerdin, Dodi Reza Alex.
Galih menyakini Alex akan membangun koalisi untuk pada Pilgub mendatang.
Galih menutup pernyataannya dengan memberi penekanan pada kemungkinan diborongnya kendaraan parpol oleh kubu Alex, jika ini terjadi Deru akan layu sebelum berkembang, kalah sebelum bertarung.
Jika itu terjadi, kata dia, maka Syahrial akan diuntungkan, itu karena basis suaranya sama dengan Deru.
"Dua figur ini berasal dari satu wilayah, sama-sama punya pendukung fanatik. Jika salah satu tidak turun, pendukungnya akan saling beralih. Jika keduanya turun, akan saling bertahan," katanya.