TRIBUNNEWS.COM, GOWA - Inilah kisah cinta yang tak mengenal usia. Terpaut 44 tahun, namun tak menghalangi kedua sejoli membina rumah tangga.
Diana (18) dan Sulaeman daeng Ngampa (62) mengikat janji sehidup semati Minggu (16/7) di Dusun Moncongloe, Desa Paccalekang, Kecamatan Pattalasang, Gowa.
Kisah cinta mereka terbilang unik. Hanya karena secangkir kopi yang sering disuguhkan Diana untuk pria yang sudah menduda itu.
"Awalnya karena dia sering buatkan kopi ketika saya datang ke rumahnya. Kebetulan saya sering ke rumahnya buat besi karena bapaknya ini pandai besi," katanya saat ditemui di rumah mempelai wanita.
Benih cinta mulai tumbuh seiring pertemuan selama setahun itu.
Daeng Ngampa mengaku terpesona pada paras anak gadis Daeng Caco itu.
"Karena cantik. Lama-lama suka. Satu tahun itu saya pendekatan, tidak ada pernyataan cinta, hanya pendekatan secara batin," katanya.
Setahun sudah proses pendekatan itu, daeng Ngampa langsung mengutarakan keinginan meminang Diana kepada orangtuanya.
Diana saat ditanya alasan menerima pinangan suaminya, hanya mengakui jika suaminya itu baik.
"Baik...," katanya sambil tersenyum malu-malu.
Ingen Punya Anak Selusin
Setelah setahun ditinggal istri dengan lima anak, Daeng Ngampa rupanya masih memiliki obsesi menambah jumlah anak.
"Kalau bisa 12, tapi Tuhan menentukan," ujarnya disambut tepuk tangan dan tawa keluarga mempelai wanita.
Namun bukan di waktu yang dekat ini.
"Tunda dulu," tambah pria yang lahir 1955 itu.
Daeng Ngampa meminang Diana dengan mahar Rp 35 juta dengan 300 Kg beras.
Bapak Diana, Daeng Caco (50) yang sempat diajak berbincang mengatakan jika anaknya itu memutuskan menikah atas kemauan sendiri.
"Dia mau. Tidak ada unsur paksaan," katanya singkat. (Waode Nurmin/Tribun Timur)