Laporan Wartawan Tribun Jateng, Rival Almanaf
TRIBUNNEWS.COM, DEMAK - Seorang pria yang enggan menyebutkan namanya tiba-tiba membentak sembari mengacungkan tangannya kepada para perawat di Kabupaten Demak, Selasa (18/7/2017).
Peristiwa itu terjadi setelah sesi wawancara awak media dengan koordinator lapangan aksi damai perawat rombongan Demak, Muhibbin, yang akan berangkat ke Jakarta.
Dalam sesi wawancara, Muhibbin sempat berujar jika tuntutan para perawat tak mendapat tanggapan, berikutnya bakal ada aksi susulan yang lebih besar.
"Kalau aksi yang lebih besar lagi tidak ditanggapi, bisa juga nanti teman-teman mogok kerja," Muhibbin menegaskan.
Mendengar perkataan tersebut pria paruh baya berkaus cokelat dan topi hitam yang menyaksikan sontak memotong wawancara dengan nada tinggi.
"Perawat ndak boleh mogok, ini urusannya dengan nyawa manusia. Urusan mobil, bengkel aja gak boleh mogok. Ini urusan manusia kok mogok," ujar si kakek.
Mendengar tanggapan masyarakat tersebut, Muhibbin mencoba menjelaskan dengan nada yang pelan.
"Maksudnya begini bapak, kalau berkali-kali aksi kami nanti nggak ada tanggapan baru kami akan mogok," tambah Muhibbin.
Namun, si kakek tersebut tetap berteriak, "Nggak bisa perawat nggak boleh mogok!" tegasnya.
Ketika ditanya alasan oleh para awak media pria tersebut justru menghindar dan pergi.
Keributan itu pun berangsur reda sehingga para perawat bisa segera berangkat ke Jakarta.
Tercatat ada 45 perawat perwakilan tiap-tiap Puskesmas dan rumah sakit se Kabupaten Demak berangkat untuk aksi damai di depan Istana Negara Rabu (19/7/2017).
Perawat honorer tersebut menuntut agar diangkat menjadi pegawai negeri sipil.