News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Petani Garam di Brebes Rasakan Manisnya Harga Garam

Editor: Y Gustaman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petani garam mengolah ladang garam di Desa Sawojajar, Kecamatan Wanasari, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Selasa (25/7/2017). TRIBUN JATENG/MAMDUKH ADI PRIYANTO

Laporan Wartawan Tribun Jateng, Mamdukh Adi Priyanto

TRIBUNNEWS.COM, BREBES - Harga garam di pasaran melonjak drastis dalam beberapa hari terakhir menyusul langka produksi di sejumlah daerah produsen.

Fenomena ini setidaknya menguntungkan bagi petani garam di Desa Sawojajar, Kecamatan Wanasari, dan Desa Kaliwlingi, Kecamatan Brebes, Jawa Tengah. Kedua desa ini merupakan sentra produksi garam di Brebes.

Subekhan (46), petani garam asal Desa Sawojajar, merasa senang harga garam terus meroket. Sehingga ia bisa mejual garam produksinya dihargai tinggi.

"Kami bisa merasakan harga garam yang lebih baik dibanding biasa," kata Subekhan kepada Tribun Jateng di sela mengolah ladang garamnya, Selasa (25/7/2017).

Dalam kondisi normal Subekhan bisa menjual garam dengan harga Rp 500 per kilogram. Sementara sekarang ini dia yakin bisa menjual hingga Rp 3.000 per kilogram.

Subekhan menilai kenaikan harga lantaran stok garam di sejumlah gudang sudah menipis, bahkan habis. "Di Brebes saja stoknya sudah habis. Kemungkinan di daerah lain pun sama. Garam jadi langka," ucap dia.

Penyebab stok garam saat ini menipis bukan tanpa alasan. Pada tahun lalu hampir setiap hari hujan turun sehingga produksi tidak maksimal.

"Stok yang masih disimpan petani merupakan hasil panen tahun lalu. Stok sedikit karena tahun lalu hampir tidak ada musim katiga (musim kemarau), sering turun hujan," jelas dia.

Perasaan senada diungkapkan Dastam (52), petani garam lainnya di Desa Kaliwlingi. Kini dia bisa menjual garam Rp 4.000 per kilogram dari harga sebelumnya Rp 500 per kilogram.

Dastam menjelaskan baru kali ini petani bisa merasakan manisnya harga garam. "Maka saat ini cepat-cepat (tanah) diolah agar cepat panen. Jadi saat panen harganya masih tinggi," ujar Dastam.

Sebelumnya dia sering mengeluh karena hujan terus turun. "Baru beberapa pekan terakhir ini tidak turun hujan," imbuh dia.

Dari satu hektare garam, Dastam bisa memproduksi garam 5 ton sekali panen.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini