TRIBUNNEWS.COM, JOMBANG - Praktik penggandaan uang laiknya Dimas Kanjeng juga terjadi di Kota Jombang.
Terungkapnya penipuan berkedok penggandaan uang itu setelah para warganya menggeruduk rumah pelaku di di Kompleks Perumahan Metro Graha, desa Tunggorono, Kecamatan Jombang, Kota Jombang, Kamis (27/7/2017).
Mereka meminta agar penghuni rumah itu, Reza (43) mengembalikan uang para warga.
Via Video Call Saksikan Pacarnya Akan Bunuh Diri, Ini yang Dilakukan Apriani Ketika Telepon Terputus https://t.co/wMZ0868mZx via @tribunnews
— TRIBUNnews.com (@tribunnews) July 28, 2017
Karena tak kunjung ada jawaban, para korban bersama warga setempat menerobos rumah tersebut. Mereka masuk ke tempat yang digunakan untuk ritual dukun itu. Sebuah peti dari kayu dijebol beramai-ramai.
Begitu peti terbuka, warga seketika kaget, karena pada tumpukan bagian atas terdapat uang pecahan Rp 50.000 dan Rp 100.000-an.
Namun ketika diambil bagian atasnya, ternyata terlihat di bagian bawah hanyalah tumpukan guntingan koran bekas. Selain peti kayu, di lokasi juga terdapat koper dan bunga yang biasa digunakan ritual sang dukun abal-abal itu.
"Dia (Reza) menyombongkan kotak itu berisi uang miliaran rupiah hasil penggandaan. Namun setelah dibongkar warga, isinya guntingan koran bekas pada bagian bawah. Yang uang asli hanya di lapisan atas," kata seorang korban yang enggan namanya dikorankan karena malu.
Para korban kemudian meminta penjelasan Reza. Namun pria itu justru berbelit-belit mencari alasan. Hingga akhirnya, beberapa orang yang kesal sempat melayangkan bogem mentah ke pria yang mengaku sebagai dukun tersebut.
Beruntung, sebelum kemarahan warga memuncak, polisi yang mendapat laporan segera datang ke lokasi dan mengamankan Reza. Selanjutnya, dia beserta peti kayu yang digunakan untuk menggandakan uang dibawa ke Polres Jombang.
Dokter Tertipu Rp 1,5 Miliar
Dari pemeriksaan sementara, terungkap minimal ada dua korban. Salah satu korban adalah dokter gigi perempuan berinisial SL, warga Gayungan Surabaya.
Dokter gigi ini menyerahkan uang total Rp 1,5 miliar kepada tersangka. Uang sebesar itu diserahkan secara bertahap dengan besaran antara Rp 100 juta hingga Rp 300 juta.
SL ingin uang tersebut digandakan berlipat-lipat. Namun harapan tersebut tak pernah terwujud, uang Rp 1,5 miliar tersebut justru tak pernah kembali.
Polisi menunjukkan barang-barang bukti yang disita dari tersangka penipuan dengan modus penggandaan uang di Jombang, Kamis (27/7/2017).
Polisi menunjukkan barang-barang bukti yang disita dari tersangka penipuan dengan modus penggandaan uang di Jombang, Kamis (27/7/2017). (surabaya.tribunnews.com/Sutono)
Sedangkan korban satu lagi inisial WT, warga Desa/Kecamatan Gudo, Jombang. WT menyerahkan uang sekitar Rp 150 juta dengan tujuan sama, in tgin dilipatgandakan.
"SL menyerahkan Rp 1,5 miliar. Sedangkan WT menyerahkan Rp 150 juta. Namun keduanya tak pernah mendapatkan uangnya digandakan. Uangnya juga tidak kembali," ujar Kapolres AKBP Agung Marlianto, saat merilis kasus ini, Kamis sore (27/7/2017).
Agung mengatakan, perkenalan Reza dan SL terjadi pada 2016. Saat itu, Reza menawarkan barang antik berupa pedang Samurai kepada SL seharga Rp 10 triliun.
Sedangkan kepada WT, dukun abal-abal ini menawarkan tokek seharga Rp 150 juta. Hanya saja, transaksi tersebut tidak ada titik temu. Sebagai gantinya, dukun palsu tersebut menawarkan praktik penggandaan uang.
Dari situlah kedua korban tergiur. Apalagi, pelaku menunjukkan peti kayu yang di dalamnya diklaim berisi uang miliaran rupiah hasil penggandaan uang.
Pada bagian atas peti tersebut terdapat lubang. Ketika diintip, terlihat uang lembaran Rp 100.00-an dan Rp 50.000-an dalam peti tersebut. SL dan WT terpedaya, mereka pun menyerahkan uang secara bertahap.
Beberapa waktu setelahnya, setelah waktu yang dijanjikan Reza tiba, keduanya menagih janji kepada sang dukun palsu itu. Tapi upaya itu bertepuk sebelah tangan.
Beberapa kali Reza hanya memberikan janji dan janji, yang ternyata memang kosong. Karena habis kesabaran, SL dan WT akhirnya melaporkan kasus tersebut ke polisi hingga terjadilah penggerebekan pada Kamis dini hari.
Dari penggerebekan tersebut diketahui peti berisi uang itu ternyata palsu. Uang asli hanya pada lapisan atas saja, sedangkan tumpukan bagian bawah hanyalah guntingan koran bekas.
"Kami masih mengembangkan lagi, karena kuat dugaan korbannya bukan hanya dua orang. Kami berharap yang pernah merasa ditipu tersangka segera melaporkan ke polisi," kata Kapolres Agung.
Dalam rilis tersebut, Reza hanya tertunduk. Dia tidak banyak menjawab ketika disodori pertanyaan wartawan. Dalam menjalankan aksinya Reza dia mengaku dibantu istrinya, inisial TP.