TRIBUNNEWS.COM, BANTUL - Pria berbaju hitam dan bercelana pendek itu tampak terduduk di atas alas bagor putih dalam sebuah kandang yang ukurannya tidak terlalu besar dan pintu yang terikat rapat, Jumat (11/8/2017).
Pria tersebut bernama Tamrin, warga Dumpuh RT 3 Argodadi Sedayu.
Tamrin yang berusia 40 tahun itu harus mengabiskan kesehariannya di dalam kandang di tengah pekarangan itu.
Praktis tidak ada aktivitas berarti yang dia lakukan, saat dikunjungi kemarin Tamrin hanya bermain dengan batang daun pisang.
Pria yang sudah sejak kecil tidak bisa bicara dan diketahui memiliki retardasi mental ini harus dikandang oleh keluarganya.
Tamrin dari informasi yang didapat sudah sejak lama dimasukan ke kandang yang mirip kandang sapi itu.
Tamrin dipasung oleh keluarganya agar yang bersangkutan tidak pergi dari rumah.
Sebenarnya letak kandang dekat dengan rumahnya, yang hanya berjarak sekitar 20 meter.
Ketika Tribun Jogja (Tribunnews.com Network) melangkah ke kandang dan berdiri di luar pagar kandang, Tamrin hanya terdiam dan sesekali tersenyum sembari memainkan pelepah pisang yang menjadi mainanya.
Tamrin hidup bersama dengan keluarganya di rumah tersebut, dia tinggal bersama kakak perempuannya dan ibunya.
Sedianya kemarin, Tamrin akan dibawa untuk mendapatkan pengobatan di RS Grashia, namun pihak keluarga belum mengizinkan Tamrin dibawa oleh petugas.
Pihak keluarga pun mengklaim bahwa Tamrin hanya dimasukan dalam kandang saat siang hari, sementara saat malam Tamrin dibawa masuk ke rumah.
Selain itu Tamrin dimasukan ke kandang saat ditinggal pergi oleh keluarganya.
Keluarga beralasan jika tidak dikandang, maka Tamrin akan pergi keluar terutama untuk mencari ibunya.