TRIBUNNEWS.COM - Anggota Komisi VIII Wenny Haryanto meminta Kementerian Sosial untuk memberikan pelatihan dan bimbingan khusus terhadap pendamping Program Keluarga Harapan (PKH).
Pasalnya, ia menemukan keluhan yang disampaikan pendamping PKH tentang sulitnya memberikan bimbingan di masyarakat karena latar belakang pendidikan yang berbeda-beda.
“Seharusnya pendamping PKH diberikan pelatihan atau bimbingan teknis karena banyak masukan bahwa untuk membimbing di lapangan mereka merasa belum menguasai secara persis,” ujar Wenny usai meninjau pelaksanaan PKH di Semarang, Jawa Tengah, Senin, (28/08).
Ini perlu menjadi perhatian serius bagi Kemensos, agar PKH dapat dijalankan sesuai dengan tujuan yang dimaksud, yakni meningkatkan kesejahteraan rakyat.
“Jadi baiknya diberi pelatihan yang benar sehingga membuat mereka paham tentang masalah di lapangan agar bisa diatasi,” ujarnya.
Saat melakukan sidak-sidak ke rumah warga, Wenny menemukan apresiasi dari masyarakat tentang PKH ini, salah satunya yakni keberadaan e-Warung, yang merupakan tindaklanjut sinergi PKH dengan kelompok usaha bersama (KUBE). Sehingga kualitas dan pelayanannya perlu untuk lebih ditingkatkan.
“Terhadap pendirian e-Warung, di lapangan mendapat respon positif karena selain anggota bisa ikut memanfaatkan dengan baik, masyarakat bisa belanja disitu,” jelasnya usai melihat langsung e-Warong Mitra Sejahtera.
Meskipun mendapatkan apresiasi dari masyarakat, Politisi Golkar ini melihat terdapat kekurangan yakni masih minimnya fasilitas penghitungan transaksi seperti tidak tersedianya kalkulator. “
Perlu dilengkapi kelengkapan kerja seperti kalkulator. Jangan samapi menghitungnya lewat hp, itu repot,” terangnya.
Turut serta dalam kunjungan ini Hamka Haq (F-PDIP) selaku ketua tim, Zulfadli (F-Golkar),Bisri Romli (F-PKB), Yudi Kotouky (F-PKS). Serta Kepala Dinas Sosial Pemprov Jateng Tommy Yarmawan turut hadir mendampingi.