Atapnya seng dan dibagian belakang dibentuk pula tempat mandi, cuci dan kakus seadanya. Bagi Uang itu sudah lebih dari cukup.
Dihalaman rumahnya ada beberapa batang kayu yang sudah dipotong.
Batang-batang itulah yang kemudian ia belah menggunakan kampak dengan tenaganya yang tidak seberapa.
"Memegang kampak saja tampak gemetaran," ujar Alamsyah.
Kondisi Uan memang cukup memprihatinkan. Anaknya pun jauh di Sei Lalak, Kabupaten Inhu.
"Saya kurang tahu pasti kapan Uan sudah tinggal disini. sudah tahunanlah," ungkap Alamsyah.
Meski tinggal seorang diri dan serba kekurangan, Uan yang renta masih saja aktif bekerja. Kadang ia melakukan aktifitas sehari-hari untuk memasak.
"Termasuk membelah kayu. Kadang kalau saya mampir, saya bantu beliau. Nanti saya pasti akan diajak makan bersama," cerita Alamsyah.
Uan begitu baik dan sadar dengan kekurangannya. Karena itu kehidupannya kini ditopang oleh warga sekitar.
"Kebutuhan Uan dibantu warga sekitar. Ya usianya sudah lanjut. Tentu sudah terbatas," papar Alamsyah.
Terkait kedekatan dan perhatiannya pada Uan Gebut, Alamsyah berharap nantinya juga akan pihak yang memberikan perhatian.
"Kemarin Uan ingin nonton. Saya usahakan televisi dari rekan. Dan Alhamdulillah tinggal dipasang. Namun kondisi Uan saat ini tetap menjadi perhatian dan butuh uluran tangan," terangnya.
Uan memang sudah uzur., namun masih kuat beraktifitas. Meski warga kerap memberikan bantuan, namun Uan sepertinya masih ingin mandiri pada beberapa pekerjaan.
Bripka Alamsyahlah yang kini kerap menemainya.
Sekedar bercerita, membantu membelahkan kayu kemudian Uan akan mengajak Alamsyah makan bersama. (*)